Apakah dai-dai yg mereka berkecimpung di ROD** - dan lainnya yang sejenis-, mereka semua telah keluar dari barisan ahlussunnah dan bukan termasuk ahlussunnah? Ana sangat mohon diberikan penjelasan secara detail dan syahid pendalilannya.
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته..
Ya Akhi Al-Karim,
Wahai saudaraku yang mulia.. Ada beberapa poin yang perlu disampaikan dari pembahasan ini.
🛑 Namun sebelum memasuki poin-poin tersebut, setiap kita wajib untuk memperbaiki niatnya dalam setiap ibadah khususnya ketika berbicara tentang kelompok tertentu karena pembahasan tentang ini termasuk bentuk nasehat, dan memperbaiki niat adalah sebab diterimanya nasehat.
❓Bagaimana caranya memperbaiki niat dalam permasalahan ini❓
▶️ Jawabannya adalah : Dengan dua langkah :
📍 Menjadikan niatnya ikhlas hanya untuk Allah تعالى. Tidak bertujuan mendapatkan sanjungan dari manusia, mendapat ketenaran, dll.
🍂 Allah تعالى berfirman :
(وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةࣲ تُجۡزَىٰۤ إِلَّا ٱبۡتِغَاۤءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ وَلَسَوۡفَ یَرۡضَىٰ)
[سورة الليل 19 - 21]
"Dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya.Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari wajah Tuhannya Yang Mahatinggi.Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna)."
Bagaimana meniatkan ini hanya untuk Allah تعالى ❓🔅 Dengan menjadikan Allah تعالى satu-satunya tujuan, untuk mendapatkan hidayah serta keridhoan dari Allah تعالى. Serta berupaya menjauhkan segala sesuatu yang menjadi sebab beloknya niat kita dari al-haq seperti taqlid, takut ditinggalkan orang-orang terdekat, dll. Selama kita berpegang pada ilmu yang shohih dan hikmah teruslah berusaha dan jangan takut.
📍 Langkah kedua adalah membenahi tujuan, ini masuk dalam memperbaiki niat. Saya tegaskan bahwa tulisan ini ditujukan untuk memahami permasalahan, dan mendapatkan petunjuk dengan cara yang adil. Bukan untuk mencari ketenaran, atau menghakimi manusia, atau mengikuti hawa nafsu. Serta ditujukan terutama kepada orang-orang yang menisbahkan dirinya kepada ahlussunah, termasuk kelompok yang anda sebutkan.
🔸 Berikut adalah poin-poin yang perlu disampaikan :
1. Bersikap adil kepada orang-orang yang menyelisihi petunjuk.
Adil adalah sikap yang harus ditempuh sebagaimana Allah perintahkan dalam Al-Qur'an, dan juga diperintahkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم, serta ijma' yang dinukilkan dari ahlul ilmi diantaranya adalah Imam Ibnu Abdil Barr, Ibnu Taimiyah, Ibnu Hazm, dll.
🍂 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله dalam kitab
منهاج السنة النبوية jilid 5/157:
“فأهل السنة يستعملون معهم العدل والإنصاف ولا يظلمونهم، فإن الظلم حرام مطلقًا كما تقدم، بل أهل السنة لكل طائفة من هؤلاء خير من بعضهم لبعض، بل هم للرافضة خير وأعدل من بعض الرافضة لبعض، وهذا مما يعترفون هم به، ويقولون: أنتم تنصفوننا ما لا ينصف بعضنا بعضا”
"Maka ahlussunah memperlakukan mereka (orang orang yang menyelisihi Sunnah) dengan adil dan tidak berbuat dzolim. Karena sesungguhnya dzalim diharamkan secara mutlak sebagaimana telah disebutkan. Bahkan ahlussunah bersikap lebih baik kepada mereka daripada sesama mereka. Sampaipun kepada rafidhah, ahlussunah lebih baik dan lebih adil daripada sesama mereka (rafidhah)."
🍂 Dan beliau berkata dalam
مجموع الفتاوى jilid 16/96 :
" ومن لم يعدل في خصومه ومنازعيه ويعذرهم بالخطأ في الاجتهاد بل ابتدع بدعة وعادى من خالفه فيها أو كفره فإنه هو ظلم نفسه، وأهل السنة والعلم والإيمان يعلمون الحق ويرحمون الخلق؛ يتبعون الرسول فلا يبتدعون. ومن اجتهد فأخطأ خطأ يعذره فيه الرسول عذروه"
"Dan barangsiapa yang tidak berlaku adil terhadap orang yang menyelisihi nya serta tidak memberikan udzur dalam ijtihad mereka, bahkan membid'ahkan, memusuhi atau mengkafirkan mereka, sesungguhnya ini hanya mendzalimi dirinya sendiri. Karena orang yang berpegang pada sunnah, berpegang pada ilmu dan iman mereka mengetahui al-haq dan menyayangi makhluk, mereka mengikuti Rasulullah dan tidak melakukan bid'ah. Maka barangsiapa yang berijtihad namun salah dengan kesalahan yang diberikan udzur oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم maka ahlussunah pun memberikan udzur"
🍂 Dan pondasi dari prinsip ini adalah firman Allah تعالى :
( وَلَا یَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰۤ أَلَّا تَعۡدِلُوا۟ۚ ٱعۡدِلُوا۟ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ )
[سورة المائدة 8]
"Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa."
❌ Bukan termasuk sikap adil untuk menamakan atau menjuluki suatu kelompok dengan apa yang tidak mereka yakini. Contohnya : sebagian salafiyyin yang disifati dengan haddadiyah
📍مثال
الحدادية :
هم أصحاب عبدالله الحداد الذي كان في غاية من الغلو حتى أنه ربما كفر بعض المبتدعة الذين لم يحكم بكفرهم أهل العلم كالأشاعرة ولذا كان يأمر بحرق كتب ابن حجر والنووي لانهم وقعوا في الأشعرية .. !
وهنا نقول "من الظلم أن يوصف ب(حدادي) من يرى تحريم التصوير مطلقا فيجعلونه كالحدادية بزعم ان ذلك غلو وهذا باطل" .
والعدل أن التحريم المطلق هو قول بعض أهل العلم ولهم أدلة ظاهرة وليس هو من الغلو في شيء.
ولكن الغلو من يجعل التصوير الدعوي بنفسه مبدعا مخرجا من جماعة أهل السنة . وفرق بين التحريم والتبديع .
▪️ Al Haddadiyah,:
yaitu yang sepemahaman dengan Abdullah Al Haddad yang sangat ghuluw sampai mereka mengkafirkan banyak mubtadi'ah yang tidak dikafirkan oleh ahlul ilmi seperti asy'ariyyah. Itulah sebabnya mereka memerintahkan untuk membakar kitab Ibnu Hajr dan An-Nawawi karena ada pemahaman mereka yang terjatuh dalam asy'ariyyah..
❗️Maka termasuk kedzaliman bagi siapa yang menamakan orang-orang yang mengharamkan gambar secara mutlak dengan "haddadiyah" karena berpendapat bahwa mengharamkan gambar secara mutlak adalah ghuluw. Ini adalah perbuatan yang bathil.
🔅 Memang sikap yang adil adalah mengharamkan gambar makhluk bernyawa secara mutlak dan inilah pendapat sebagian ahlul ilmi berlandaskan dalil-dalil yang kuat sehingga ini sama sekali bukan ghuluw.
Yang dikatakan ghuluw adalah ketika menghukumi bid'ah nya gambar yang bertujuan untuk dakwah. Padahal harus dibedakan antara haram dan bidah.
📍مثال آخر
الإخوانية:
هم من ينتسبون إلى فكر الاخون الذي أسسه البناء وهو فكر ينتهج تمييع الديانة لمجاراة السياسة وجعل غاية الجماعة هو الوصول إلى الحكم ولذا يقبلون الديموقراطية.. وغير ذلك ..
فمن الظلم أن يوصف من لبس البنطال وهو لا يعتقد فكر الاخوان مطلقا بالإخواني ..
والعدل أن يقال لبس البنطال دون ثوب أو إزار خطأ وهو حرام على الصحيح بسبب تحجيم العورة خاصة في موضع السجود وهي بذاتها مسألة فرعية .. فمن الظلم ان تجعل بنفسها مبدعة .!
▪️ Contoh lain :
Ikhwanul Muslimin adalah mereka yang memiliki prinsip bermudah-mudahan dalam syariat agama untuk melancarkan siasat mereka guna masuk pada pemerintahan dan inilah tujuan mereka. Itulah alasan mereka menerima demokrasi, dsb.
❗️Maka termasuk kedzaliman menjuluki setiap orang sebagai "ikhwanul muslimin" hanya karena memakai bantholun meskipun mereka tidak menganut pemahaman ikhwanul muslimin.
🔅 Sikap yang adil adalah : Memahami bahwa memakai bantolun tanpa jubah atau sarung adalah salah dan haram menurut pendapat yang benar karena menyebabkan tersingkap nya aurat terutama ketika sujud namun ini adalah perkara far'iyyah, sehingga dzalim jika menganggap permasalahan ini secara khusus sebagai bid'ah.
📍مثال آخر
السرورية :
هم جماعة ينتسبون الى محمد بن سرور زين العابدين صاحب "مجلة البيان".
وهو رجل دعا الى فكر يجمع بين السلفية والإخوانية و الخوارج التكفيرية وكان يتكلم على العلماء الكبار كابن باز والألباني وغيرهم بما لا يليق وهو فكر اخبث من الإخوانية التي نشأ منها ..
فمن الظلم أن يقال لرجل سرروي لأنه يدعوا الى الله في الفيديو والتلفاز وهو لا يمت الى فكر ابن سرور بصلة ..!!! وهكذا ..
▪️ Contoh lain :
Sururiyyyah adalah kelompok yang menisbahkan dirinya kepada Muhammad bin Surur Zainul Abidin penulis "مجلة البيان" dan dia adalah seorang yang menyeru pada pemikiran (mencampur) antara salafiyyah, ikhwanul muslimin, dan khawarij. Dan dia mengkritik para ulama kibar seperti Ibnu Baz dan alalbani dan selainnya dengan cara yang tidak benar.
Dan itu adalah pemikiran yang buruk dari ikhwanul muslimin..
❗️Sehingga termasuk kedzoliman menjuluki seseorang dengan "Sururi" hanya karena dia berdakwah kepada Allah menggunakan video atau televisi padahal dia tidak menganut pemikiran Ibnu Surur..
🍂 Firman Allah تعالى
( وَلَا یَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰۤ أَلَّا تَعۡدِلُوا۟ۚ ٱعۡدِلُوا۟ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ )
[سورة المائدة 8]
"Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa."
⭕️ Ayat ini adalah perintah untuk adil kepada orang-orang kafir, maka bagaimana kepada orang-orang yang menisbahkan diri mereka kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, tentu saja lebih pantas ditegakkan sikap adil terhadap mereka.
🖋 Dan untuk mengetahui cara mengaplikasikan sikap adil dalam permasalahan ini harus membaca dan memahami tulisan para ulama yang terkenal dengan sikap adil dalam menghukumi serta terkenal dengan penelitian nya terhadap ilmu syariat seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله dan selainnya.. Jika tidak mempelajari dan memahami bagaimana para ulama bersikap, maka bagaimana kita bisa berbuat adil ?
⁉️ Maka sangat mengherankan keadaan orang-orang yang maju dan terus bersuara dalam jarh dan ta'dil, menghukumi manusia dengan hizbiyyah, kekafiran, kefasikan, dsb. Padahal dia belum siap untuk terjun di ranah tersebut, dia belum mempelajari kaedah-kaedah dengan benar, serta belum memahami perkara dengan baik.
🚫 Jangan bermudah-mudah untuk menghukumi seseorang, sudahkah anda membaca kitab مجموع الفتاوى milik Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah? Itu minimalnya.
Kenapa dipilih Ibnu Taimiyah ❓
فإن قلت لماذا "ابن تيمية"❓
الجواب لأن ابن تيمية رحمه الله أحد الأئمة الذين بلغوا الذروة في استقراء كلام السلف وأحوال العلماء في أكثر أبواب الديانة ومنها الحكم على المخالفين ومعاملتهم ...
▶️ Karena Ibnu Taimiyah رحمه الله adalah satu ulama yang telah menelaah kalam salaf dan mengetahui keadaan para ulama pada kebanyakan pembahasan dalam syariat diantaranya adalah menghukumi orang-orang yang menyelisihi pendapat beliau dan bermuamalh dengan mereka sehingga beliau memiliki sikap yang baik terhadap mereka.
🔑 Dan ketika membaca tulisan beliau niatkan semata-mata untuk mendapatkan al-haq bukan memilih perkataan yang mengikuti hawa nafsu anda!!
Betapa banyak orang yang menukil satu kalimat dari Ibnu Taimiyah untuk dijadikan pendalilan dalam setiap keadaan meskipun apa yang dia terapkan menyelisihi maksud ucapan beliau رحمه الله .. Padahal Ibnu Taimiyah memiliki sikap terperinci, puluhan atau ratusan perkataan lain yang menunjukkan sikap beliau kepada ahlul bid'ah anda tinggalkan?? Mengacu hanya pada satu kaedah dan meninggalkan kaedah-kaedah lain?? Apa dasarnya kalau bukan jahl atau hawa nafsu??
Ini bukan jalannya ulama ar-rosikhin..
Bagaimana bisa anda menghukumi fulan kafir, fulan hizbi, fulan fasiq.. Padahal anda belum menghafal kitabullah dan sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم???! Anda belum mempelajari kalam ahlul ilmi bahkan belum tau bagaimana membaca kalam ahlul ilmi dengan benar.. Bagaimana bisa anda berbuat adil, bagaimana mungkin merasa sudah bisa bersikap adil??
Ini hanya memperjelas betapa dangkalnya pemahaman anda..
Kenapa masuk dalam pembahasan yang belum dikuasai? Kenapa berbicara pada hal yang belum dipelajari betul?
Kalau anda berbicara pada perkara yang belum anda ketahui, manusia juga akan ragu ketika anda berbicara tentang hal yang anda ketahui..
Betapa sikap ini hanya merugikan diri anda sendiri..
2. Jawaban ini adalah jawaban secara umum untuk seluruh kelompok yang menisbahkan dirinya kepada Al-Qur'an dan Sunnah, dan memuliakan salaf termasuk kelompok yang anda sebutkan. Bentuk jawaban seperti ini lebih bermanfaat in syaa Allah karena merupakan kaedah yang menjadi sebuah pegangan.
3- لا يمكن أن نصف جماعة من الجماعات أنها جماعة مبتدعة إلا إذا كان تعتمد على أصل أو أصول مبتدعة أو أنها تخالف في جزيئات كثيرة ترجع إلى أصل كلي مخالف ينشأ منه مفارقة الحق وأهله الفرقة الناجية. ولذا قال الشاطبي رحمه الله في كتابه المفيد الاعتصام بالسنة وهو كلام مشهور و تقعيد متين :
قال رحمه الله:
"وذلك أن هذه الفرق إنما تصير فرقا ، بخلافها للفرقة الناجية في معنى كلي
في الدين ، وقاعدة من قواعد الشريعة، لا في جزئي من الجزئيات، إذ الجزئي والفرع
الشاذ لا ينشأ عنه مخالفة يقع بسببها التفرق شيعا، وإنما ينشأ التفرق عند وقوع
المخالفة في الأمور الكلية، لأن الكليات تقتضي عددا من الجزئيات غير قليل، وشاذها
في الغالب أن لا يختص بمحل دون محل ، ولا بباب دون باب" انتهى من "الاعتصام" (2/
712).
3. Kita tidak bisa menghukumi suatu kelompok dengan mubtadi'ah KECUALI setelah jelas bahwa dia terbentuk dari prinsip-prinsip bid'ah atau dia menyelisihi banyak permasalahan yang kembali kepada prinsip sehingga memecah-belah al-haq dan pemeluknya yaitu alfirqotun najiyah.
🍂 Asy-Syathibi رحمه الله berkata dalam الإعتصام jilid 2/712 :
"Orang-orang ini hanya akan membuat kelompok-kelompok baru. Karena penyelisihan mereka terhadap firqoh an-najiyah terjadi pada banyak permasalahan (yang berpengaruh pada prinsip) dan menyelisihi kaedah dalam syari'at. Bukan hanya pada satu permasalahan. Karena satu permasalahan cabang saja tidak akan menimbulkan perselisihan yang menyebabkan terpecahnya mereka menjadi kelompok tersendiri. Perpecahan hanyalah terjadi ketika perselisihan tersebut mencakup prinsip. Dan menyelisihi prinsip mencakup beberapa permasalahan yang tidak sedikit. Keseringan ini terjadi pada beberapa tempat dan beberapa pembahasan." Selesai perkataan Asy Syathibi رحمه الله.
📍أقول :
ومن هذه المخالفات في عصرنا اليوم قبول الديمقراطية منهجا للجماعة واعتمادها سيرا دعويا لأن الديموقراطية مهما حوروها فهي منهج فكري مضاد للديانة ككل واعتماد أي جماعة للدموقراطية يلزم منه أنها تقبل التخلي عن أصول عظيمة في الشريعة الاسلامية وهذا أقل أحواله التبديع .
فاذا كانت الجماعة التي تذكر من هذا الصنف فهي مبتدعة.
🔅 Diantara perselisihan yang terjadi pada masa kita ini adalah prinsip demokrasi yang dijadikan sebagai pemikiran sebuah kelompok dan diterima ditengah mereka. Padahal demokrasi adalah sebuah pemikiran yang menyelisihi syariat. Sehingga setiap kelompok yang berlandaskan demokrasi pasti akan terlepas dari prinsip penting syariat islam, yang minimalnya menyebabkan keadaan mereka menjadi bid'ah.
Maka jika kelompok yang anda sebutkan demikian, dia juga mubtadi'ah.
ومن هذا المخالفات كذلك :
إنشاء ذلك النوع من الجمعيات الفكرية والأحزاب الحركية التي تلزم أصحابها بالتكتل تحت اسمها والانتساب إليها وعقد الولاء والبراء في سبيلها وسبيل تحقيق أهدافها مهما كانت ..!
لأنها بذلك تفارق جماعة المسلمين وتتسبب في تفرق الدين ..
وقد نهانا الله عن ذلك مع التنبيه أن إنشاء الجمعيات التعاونية المجتمعية ليست بدعا بذاتها فهي تختلف عن جمعيات التكتل الفكري الخطير ...
🔅 Diantara perpecahan lain adalah membentuk suatu kelompok tersendiri dengan
pemahaman dan pemikiran tersendiri, atau kelompok pergerakan semisalnya yang
menyebabkan mereka terpecah dengan nama atau julukan yang disematkan,
dinisbahkan pada nama tersebut serta mengikat timbangan toleransi dengan nama
tersebut. Ini adalah perkara yang Allah larang.
4. Menghukumi suatu kelompok atau jama'ah tertentu secara umum bukan berarti semua orang dalam jama'ah tersebut dihukumi sama.
Poin ini sangat penting dan perlu digaris bawahi. Sebagaimana disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله bahwa ini adalah metode salaf.
🍂 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله :
"..وحقيقة الأمر أنهم أصابهم في ألفاظ العموم في كلام الأئمة ما أصاب الأولين في ألفاظ العموم في نصوص الشارع كلما رأوهم قالوا: من قال كذا فهو كافر اعتقد المستمع أن هذا اللفظ شامل لكل من قاله ولم يتدبروا أن التكفير له شروط وموانع قد تنتقي في حق المعين وأن تكفير المطلق لا يستلزم تكفير المعين إلا إذا وجدت الشروط وانتفت الموانع يبين هذا أن الإمام أحمد وعامة الأئمة: الذين أطلقوا هذه العمومات لم يكفروا أكثر من تكلم بهذا الكلام بعينه..."
"Keadaan sebenarnya mereka (hanya) berpatokan pada lafadz atau hukum secara umum dari perkataan para imam tentang nash dalam syari'at, setiap mendengar perkataan ulama "barang siapa yang mengatakan demikian maka dia kafir" pendengar menyangka bahwa kalimat ini mencakup semua orang yang melafadzkan perkataan tersebut tanpa memahami bahwa dalam mengkafirkan seseorang ada syarat-syarat yang harus terpenuhi dan tidak ada penghalang apapun.
Dan bahwasanya mengkafirkan secara mutlak tidak bermakna pengkafiran terhadap orang tertentu KECUALI jika terpenuhi syarat dan tidak ada penghalang. Ini menjelaskan bahwa Imam Ahmad dan keumuman ulama yang menyebutkan hukum secara umum (seperti disebutkan diatas) mereka tidak mengkafirkan banyak orang yang melafadzkan perkataan tersebut."
🍂 Beliau juga berkata dalam
مجموع الفتاوى jilid 10/372 :
"إن نصوص الوعيد التي في الكتاب والسنة ونصوص الأئمة بالتكفير والتفسيق ونحو ذلك لا يستلزم ثبوت موجبها في حق المعين إلا إذا وجدت الشروط وأنتفت الموانع لا فرق في ذلك بين الأصول والفروع ..... وأسماء هذا الضرب من الكفر والفسق يدخل في هذه القاعدة سواء كان بسبب بدعة أعتقادية أو عبادية أوبسبب فجور في الدنيا وهو الفسق بالأعمال...." (الفتاوى 10/372)
"Sesungguhnya nash tentang ancaman yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan sunnah serta kalam para imam yang menghukumi dengan kafir atau fasiq, dsb, tidaklah berkonsekuensi untuk menerapkan hukum tersebut kepada orang tertentu (kecuali jika memang telah terpenuhi syarat dan tidak ada penghalang baik dalam perkara prinsip ataupun cabang- ..
Dan penamaan semacam ini dengan kafir atau fasiq mengikuti kaedah sama saja tentang bid'ah secara keyakinan atau ibadah (perbuatan) ataupun tentang fasiq dalam amalan.."
⭕️ Hasil dari perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله adalah : Harus membedakan antara menghukumi jama'ah dengan menghukumi personal nya.
🔅 Contohnya adalah perkataan ulama bahwa ikhwanul muslimin adalah mubtadi'ah. ❌ Bukan maknanya semua orang yang menganut jalan tersebut langsung diklaim sebagai mubtadi'.
❓Mengapa dibedakan ❓
▶️ Karena setiap orang memiliki latar belakang, serta udzur yang berbeda. Mungkin saja ada orang di jama'ah mereka yang tidak mengetahui selain jama'ah ikhwanul muslimin, mungkin dia baru masuk islam melalui seorang ikhwanul muslimin. Mungkin mereka masih jahil dan ketika mendengar syubhat mereka mengira itu keyakinan yang benar. Dan ada banyak keadaan lain yang menghalangi orang tertentu tidak dihukumi mubtadi' meskipun mereka masuk dalam jama'ah ikhwanul muslimin atau kelompok lain. Dan ini termasuk sikap adil dari ahlussunah.
Saya pun pernah bertemu dengan orang semacam ini, dia masuk islam dalam penjara dimana semua muslim yang bersamanya saat itu adalah sururiyyun, sehingga yang dia ketahui bahwa islam adalah sururiyyun.
⭕️ Demikian pula tahdzir. Tahdzir berlaku untuk sebuah kelompok secara umum, adapun orang-orang didalamnya perlu diperinci apakah mereka menyeru pada pemikiran bid'ah atau tidak, mereka memahami permasalahannya atau tidak, dsb.
❓Apa manfaat membedakan hukum seperti ini❓
▶️ Karena memperingatkan orang yang tidak menyeru pada pemahaman tersebut atau bahkan tidak memahami titik permasalahan nya? Itu hanya menyebabkan dia lari dari kebenaran. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah mengajak dan mendekatkan mereka kepada kebenaran.
‼️ Berhati-hatilah karena mencampur permasalahan ini mengakibatkan ghuluw
dalam bersikap serta dzalim terhadap hak orang lain.
5. Bagaimana sifat orang yang boleh berbicara atau menghukumi suatu kelompok atau orang tertentu❓
▶️ Jawabannya : Orang yang berhak berbicara adalah yang memiliki ilmu yang shohih, adil, hikmah, takwa, serta melewati penelitian panjang dalam tulisan para ulama terdahulu yang mapan tentang bidang ini seperti Ibnu Taimiyah رحمه الله, dll.
💡Jika memang dia memiliki kapasitas, memang seharusnya dia berbicara dan menjelaskan tentang permasalahan ini kepada manusia.
🍂 Sebagaimana pernah ada seseorang datang kepada Imam Ahmad dan bertanya "Mana yang lebih utama antara melaksanakan shalat, puasa, dzikir, qiyamullail, membaca Al Qur'an atau menjelaskan tentang keadaan ahlul bid'ah?" Maka Imam Ahmad menjawab bahwa yang lebih utama adalah menjelaskan keadaan ahlul bid'ah karena shalat dan puasa memberikan manfaat kepada diri sendiri, adapun menjelaskan kebenaran memberikan kemanfaatan kepada diri sendiri dan orang lain. Dan ini dilakukan SESUAI CARA SALAF.
Atsar semacam ini disebutkan berkali-kali oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله dalam
مجموع الفتاوى tentang keutamaan menjelaskan keadaan ahlul bid'ah DENGAN CARA YANG BENAR. Karena apabila orang yang tidak memiliki kapasitas ikut berbicara, akan terlahir kerusakan yang sangat berbahaya dalam da'wah.
‼️ Jika tidak demikian, jangan masuk dalam bidang ini karena keselamatan dirinya lebih berharga. Jangan membebani dirinya diluar kapasitas, terutama berbicara tentang kehormatan seseorang karena itu akan menjadi tanggung jawab besar dihadapan Allah تعالى..:
فالسلامة لا يعدلها شيء
"Keselamatan tidak dapat diukur dengan apapun"
٦-إحذر من أن تأخذ الأدلة الشرعية بالتشهي والهوى فتأخذ من الأدلة الشرعية ونصوص العلماء ما تهواه نفسك وتقتضيه طبيعتك فتكون مثل الذين ذكرهم الله تعالى في قوله:
(أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضࣲۚ فَمَا جَزَاۤءُ مَن یَفۡعَلُ ذَ ٰلِكَ مِنكُمۡ إِلَّا خِزۡیࣱ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَاۖ وَیَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ یُرَدُّونَ إِلَىٰۤ أَشَدِّ ٱلۡعَذَابِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ)
[Surah Al-Baqarah 85]
6. PERINGATAN : Berhati-hatilah untuk menjadi orang yang mengambil dalil syar'iyyah sebagai pembenaran bagi hawa nafsu, dan diletakkan sesuai keinginannya.
🍂 Seperti yang Allah sebutkan tentang keadaan ahlul kitab :
( أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضࣲۚ فَمَا جَزَاۤءُ مَن یَفۡعَلُ ذَ ٰلِكَ مِنكُمۡ إِلَّا خِزۡیࣱ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَاۖ وَیَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ یُرَدُّونَ إِلَىٰۤ أَشَدِّ ٱلۡعَذَابِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ)
[سورة البقرة 85]
"Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan mengingkari sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
🔅 Contohnya apa yang sering ditemui dari orang yang memiliki karakter keras, dia memilih dalil serta kalam ulama yang sesuai karakter nya serta menerapkan dengan keras.
Sebaliknya, ada juga orang-orang yang berkarakter lembut, memilih dalil-dalil yang sesuai karakter nya serta menerapkan juga dengan lembut meskipun dihadapkan dengan orang yang menyelisihi al-haq.
🚫 Kedua sikap ini adalah hawa nafsu.
Seharusnya karakter yang mengikuti dalil syari'at, bukan terbalik dengan menjadikan dalil mengikuti karakter nya.
💡Maka Al-haq berada di tengah, bersikap keras, tegas, atau lembut, itu semua
berdasarkan dalil. Tidak selamanya keras, dan tidak selamanya lembut. Syari'at
kita sudah mengatur semua pada tempatnya.
7. Harus membedakan mana yang merupakan bida'h, kefasikan, atau kesalahan..
Para ulama selalu membedakan dan memahami betul mana perbuatan atau penyelisihan terhadap syariat yang berkonsekuensi terjatuh dalam bid'ah, atau terjatuh dalam kefasikan, ataupun kesalahan.
‼️ Berhati-hatilah dalam mencampur ini, karena akan berakibat fatal entah dengan mendzalimi kehormatan seseorang atau berbicara dengan kejahilan. Disinilah sangat dibutuhkan ilmu, imam, takwa, serta rasa takut terhadap Allah تعالى.
💡Ingatlah..
Ahlussunah bukan sekedar pengakuan, tapi seorang ahlussunah adalah bagaimana dia mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah. Bagaimana dia berupaya untuk mencocoki dalil.
والله الموفق..
الهيئة العلمية المختصة للترجمة
📝 Diterjemahkan oleh : Hai'ah Ilmiyyah Khusus untuk Terjemah
https://ahmadbanajah.blogspot.com/2023/06/ketika-membahas-tentang-suatu-kelompok-mapping.html