} h3.post-title{ text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

اللّهُمَّ نَجِّ إِخْوَانَنَا الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فَلَسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ

MENGAMBIL PELAJARAN DARI PERPECAHAN DI KALANGAN AHLUL KITAB

Terjemah bebas dari : 

📌تنبيه منهجي لإخواني الذين من حولي في برليس خاصة والناس عامة وفق الله الجميع :

قال الله تعالى { وَمَا تَفَرَّقُوٓاْ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ اُ۬لْعِلْمُۖ بَغْياَۢ بَيْنَهُمْۖ }

وقال { قُلْ يَٰأَهْلَ اَ۬لْكِتَٰبِ لَا تَغْلُواْ فِے دِينِكُمْ غَيْرَ اَ۬لْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓاْ أَهْوَآءَ قَوْمٖ قَد ضَّلُّواْ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّواْ كَثِيراٗ وَضَلُّواْ عَن سَوَآءِ اِ۬لسَّبِيلِۖ } 

وفي الحديث الصحيح عند أهل السنن من حديث ابْنِ عَبَّاسٍ  قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ ؛ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ ". 

و في الصحيحين عن أبي سعيد وجاء عن أبي هريرة رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " لَتَتْبَعُنَّ  سَنَنَ  مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا شِبْرًا، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ". قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ : " فَمَنْ ".  

📍أقول : هذه الأدلة  وغيرها في بابها يستفاد منها أصول وفوائد منهجية في غاية من الأهمية منها  :

📌 Tanbih manhaji untuk saudara-saudara saya di sekitar saya di Perlis khususnya, dan lainnya secara umum,  وفق الله الجميع :

Allah Ta'ala berfirman, "Dan mereka tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (agama) karena iri dengki antara mereka" (QS. Ali Imran: 19). Dan Allah Ta'ala juga berfirman, "Katakanlah: "Wahai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu dengan melampaui batas kebenaran. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang yang telah sesat sebelumnya, dan mereka telah menyesatkan banyak orang dan mereka sesat dari jalan yang lurus" (QS. Al-Maidah: 77).

Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai manusia, waspadalah terhadap berlebih-lebihan dalam agama. Sesungguhnya, orang-orang sebelum kalian telah binasa karena berlebih-lebihan dalam agama mereka". Dan dalam hadis sahihain dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalian akan mengikuti sunnah-sunnah orang-orang sebelum kalian, setapak demi setapak, sehingga jika mereka masuk ke dalam liang biawak, kalian akan mengikutinya". Lalu kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kamu maksud dengan orang Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab, "Siapa lagi selain mereka?"

📍 Saya katakan: Dalil-dalil ini dan lainnya dalam konteks ini dapat digunakan untuk memperoleh prinsip-prinsip dan manfaat-manfaat metodologi yang sangat penting.

أولا:

أنه لطالما كان الغلو في الديانة والبغي بالعلم صفات تعد هي الصفات الأبرز في منهاج أهل الكتاب ولذا تكررت كثيرا في أيما موضع من القرآن والسنة في توصيف حالهم . 

Pertama-tama, perlu diakui bahwa berlebihan (ghuluw atau ekstrem) dalam agama dan penyalahgunaan ilmu pengetahuan adalah sifat-sifat yang sangat menonjol dalam ajaran Ahli Kitab. Oleh karena itu, sifat-sifat tersebut sering disebutkan dalam Al-Quran dan hadis untuk menggambarkan keadaan mereka.
*) Kata "البغي" dalam bahasa Arab dapat diartikan sebagai tindakan zalim atau kezaliman, ketidakadilan, atau pelanggaran hak-hak orang lain secara tidak sah. Ungkapan ini sering kali digunakan dalam konteks hukum atau politik, di mana seseorang atau sekelompok orang menggunakan kekuasaan atau kekuatan mereka untuk mencapai tujuan mereka dengan cara yang tidak sah atau tidak adil. -Ed

ثانيا : أن الغلو والبغي أسباب رئيسية لنتيجة التفرق في أهل الكتاب ولم يكن ذلك التفرق في أصله بينهم ناتج عن جهل بسيط بل هو بسبب سوء استخدام العلم وأدواته على حد سواء فكانوا أصحاب علم لا ينفع بسبب أنهم لم يستخدموه لنفع الناس وجمعهم على الهدى والحق بالتي هي أحسن بل استخدموه للإضرار ببعضهم بعضا بغيا بينهم ما أنتج  التفرق في الدين باسم الدين .  

Kedua, sifat ghuluw dan penyalahgunaan ilmu pengetahuan dalam agama adalah penyebab utama perpecahan di antara Ahli Kitab, dan perpecahan tersebut bukanlah karena ketidaktahuan mereka, melainkan karena penyalahgunaan ilmu dan alat-alatnya secara menyeluruh. Mereka menjadi orang yang memiliki pengetahuan yang tidak bermanfaat karena tidak menggunakannya untuk kebaikan, mengumpulkan orang pada jalan yang benar, dan membawa kebaikan. Sebaliknya, mereka menggunakan ilmu itu untuk merugikan satu sama lain dan menimbulkan permusuhan di antara mereka, yang menghasilkan perpecahan dalam agama dengan dalih agama.

*) Ungkapan "جهل بسيط" dalam bahasa Arab dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "ketidaktahuan sederhana" atau "kekurangan pengetahuan yang kecil". Ungkapan ini digunakan untuk merujuk pada situasi di mana seseorang atau sekelompok orang kurang memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang sesuatu. Ungkapan ini menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan yang dimiliki tidak disebabkan oleh kebodohan atau ketidakmampuan yang besar, tetapi lebih disebabkan oleh kurangnya akses atau waktu yang tersedia untuk mempelajari atau memahami suatu topik. -Ed

*)  "بسبب سوء استخدام العلم" adalah frasa dalam bahasa Arab yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "karena penyalahgunaan ilmu". Frasa ini menunjukkan bahwa seseorang atau sekelompok orang telah menggunakan pengetahuan atau ilmu yang dimilikinya untuk tujuan yang salah atau merugikan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu atau pengetahuan itu sendiri bukanlah sesuatu yang buruk atau salah, namun dapat menjadi sumber kebaikan atau keburukan tergantung pada cara kita menggunakannya. -Ed

فالعلم الصحيح بعمله المقاصدي لا ينتج عنه إلا الاجتماع على الخير والألفة على الهدى وحسن السلوك وطيب الأخلاق واجتماع الإخوان وازدياد المحبة فيما بينهم ناهيك عن اطراد جودة علومهم المؤصلة مع دعوتهم المؤهلة والازدياد من كل خير على وجه العموم. 

Maka ilmu pengetahuan yang benar dan berguna hanya akan menghasilkan kebaikan, persatuan, kebijaksanaan, perilaku yang baik, akhlak yang baik, persaudaraan, dan peningkatan cinta di antara sesama manusia, serta meningkatkan kualitas ilmu yang mereka pelajari dan kualitas dakwah yang mereka sampaikan, dan bertambah baik dalam segala hal.

أما البغي بالعلم فلا ينتح عنه إلا الفرقة الدائمة وضعف الدعوة وشماتة الأعداء وغير ذلك من الخزايا بل هو أدل دليل على عدم تأهل أصحابه للكلام باسم العلم وإن تقفروا العلم و تصنعوا به !

Sedangkan penyalahgunaan ilmu pengetahuan (kedzaliman) hanya akan menghasilkan perpecahan yang terus-menerus, kelemahan dalam dakwah, pengejekan oleh musuh, dan hal-hal buruk lainnya. Ini merupakan tanda bahwa pemilik ilmu tidak layak berbicara atas nama ilmu, meskipun mereka memiliki pengetahuan yang tinggi dan mempergunakannya.

ثالثا : لاشك أن في هذه الأمة من يحذوا سبيل أهل الكتاب بالتشبه بهم في البغي والغلو والفرقة كما قال عليه الصلاة والسلام محذرا تارة على وجه الخصوص كما في قوله ( إياكم والغلو ... ) ومثبتا لحصوله تارة على وجه العموم كما في قوله (لتتبعن سنن من كان قبلكم ...)  . 

Ketiga: Tidak diragukan lagi bahwa di dalam umat ini terdapat orang-orang yang meniru jejak Ahlul Kitab dalam melakukan kezaliman (penyalahgunaan ilmu pengetahuan), berlebihan (ghuluw dan ekstrem), dan memecah belah, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai peringatan khusus dalam sabdanya, "Hindarilah berlebihan (ghuluw) ..." dan memperkuat peringatan tersebut sebagai peringatan umum dalam sabdanya, "Kamu akan mengikuti jejak-jejak orang sebelum kamu ..."

رابعا : 

ولا أدل على هذا التشبه بأهل الكتاب من واقع الغلاة المنتسبين للدعوة السلفية مهما اختلفت مرجعياتهم فتراهم فيما بينهم في دائرة مغلقة يعلوها التفرق في الدين بلا موجب شرعي صحيح ولا دليل منطقي صريح !

Keempat:

Tidak ada bukti yang lebih jelas tentang tasyabbuh kepada Ahlul Kitab selain dari perilaku sebagian ekstremis (orang-orang yang ghuluw) yang mengaku mengikuti dakwah Salafi, meskipun mereka memiliki perbedaan dalam hal pandangan dan tokoh yang mereka ikuti. Kita bisa melihat bahwa mereka terperangkap dalam lingkaran kebencian dan perpecahan dalam agama, tanpa ada dasar syari'at yang benar atau bukti logis yang jelas!

 وأما ما في داخل تلك الدائرة المغلقة فوجوه عجيبة من أمراض النفوس الدائمة وتلبيسات إبليس الكامنة وافتراضات العقول السخيفة ! 

Sementara di dalam lingkaran tertutup tersebut, kita bisa menemukan fenomena yang aneh dari penyakit-penyakit kejiwaan (psikologis) yang kronis, manipulasi (tipu daya) setan yang tersembunyi, dan asumsi-asumsi yang tidak masuk akal dari pikiran-pikiran mereka!

فتجدهم "وبلا موجب صحيح " يستعملون فيما بينهم كل متاح من تحذير وهجر وبتر وتنقص واستهزاء وهمز ولمز واستخفاف و كذب وزور وتخيلات و الزامات وسوء ظن و غير ذلك من البلايا التي تترفع عنها مروءة الجاهلية ناهيك عن أخلاق الإسلام.

Anda akan menemukan bahwa mereka "tanpa dasar syar'i yang benar" menggunakan semua yang tersedia di antara mereka, seperti Tahdzir (peringatan), hajr (menjauhkan diri), batr (memutuskan hubungan), tanqush (mengurangi), istihzah (mengolok-olok), hammaz (menggosip), lumaz (mencela), istikhfaf (merendahkan), kadzib (berdusta), zur (menipu), takhayyulat (delusi), al-zammat (tuduhan), su'uzhan (prasangka buruk), dan lain sebagainya dari berbagai macam bentuk kesulitan yang keluar dari batas-batas kesopanan di zaman jahiliah, apalagi akhlak Islam.
*) "يستعملون فيما بينهم كل متاح" merupakan ungkapan dalam bahasa Arab yang dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai "menggunakan segala yang tersedia di antara mereka". Ungkapan ini mengacu pada situasi di mana orang-orang atau kelompok-kelompok mengambil semua sumber daya atau kesempatan yang tersedia untuk mencapai tujuan atau kepentingan mereka. Ungkapan ini dapat merujuk pada situasi positif, di mana orang-orang bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tetapi juga dapat merujuk pada situasi negatif, di mana orang-orang menggunakan segala cara yang tersedia, bahkan jika itu melanggar etika atau hukum, untuk mencapai tujuan mereka. -Ed

بل إنك لتجد فيهم مرض عضال اسمه متلازمة عمى الوان المصالح والمفاسد الدعوية فهم سائرون في أسباب تلك الفرقة وإن ترتب عليها مضرة عامة على الدعوة السلفية هي أشد وأنكى بكثير من انتحال صفاء المنهج من الكدر الذي يدعونه وكل هذا باسم العلم والدين والدفاع عنه !

Yang lebih buruk lagi, Anda akan menemukan dalam diri mereka penyakit yang sangat kronis, yaitu sindrom buta warna terhadap maslahat dan mafsadah dakwah. Mereka terus-menerus mencari alasan untuk memecah-belah dan membagi-bagi, meskipun hal itu bisa menimbulkan kerusakan umum pada dakwah Salafiyyah yang jauh lebih buruk dan lebih mengerikan daripada klaim mereka atas kesucian metodologi yang sebenarnya tercela yang mereka dukung, semua ini dilakukan dengan dalih ilmu, agama, dan pembelaan terhadapnya!
*) "متلازمة عمى الوان" adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi medis yang disebut "daltonisme" atau "ketulian warna". Ini adalah kelainan genetik yang menyebabkan kesulitan dalam membedakan warna tertentu atau melihat warna secara keseluruhan. Dalam bahasa Inggris, istilah yang digunakan adalah "color blindness". Dalam konteks dakwah, sindrom buta warna dapat diartikan sebagai kondisi di mana seseorang tidak dapat membedakan antara mafsadah dan maslahat dalam berdakwah. Dalam konteks dakwah, penting bagi seorang dai untuk memahami perbedaan antara mafsadah dan maslahat agar dapat memutuskan tindakan yang tepat dan efektif dalam berdakwah. Jika seorang dai tidak mampu membedakan antara mafsadah dan maslahat, maka dia dapat terjebak dalam tindakan yang merugikan orang lain dan dirinya sendiri, dan dakwah yang dijalankannya tidak akan menghasilkan manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi seorang dai untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang konsep mafsadah dan maslahat dalam Islam agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berdakwah. -Ed

إذا فهذا الواقع هو من أصرح وأجلا ما يستدل به على واقع أهل الكتاب في البغي بالعلم الذي كان فيما بينهم ولا زال نسأل الله السلامة والعافية.

Jadi, kenyataan ini merupakan contoh yang paling jelas dan nyata yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kenyataan Ahlul Kitab yang terlibat dalam kemaksiatan dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dan masih dipertahankan hingga sekarang. Kita berdoa kepada Allah untuk keselamatan dan kesejahteraan kita semua.

 وهاك أمثلة على المقصود من واقع دعوة سلفية يعلو في كثير من أنحائها صوت جهالها الغلاة بينما يخبوا فيها صوت علمائها المنصفين وهي الدعوة السلفية التي تنتسب إلى الشيخ يحيى وفقه الله … 

Berikut ini adalah contoh konkret tentang apa yang dimaksud dari dakwah salafiyah di mana suara orang-orang ghuluw yang tidak berpengetahuan memadai dari mereka sering terdengar keras, sementara suara ulama yang adil terdengar lebih lemah. Salah satu contoh dari dakwah salafiyah ini adalah yang dinisbahkan atau diafiliasikan kepada Syekh Yahya, waffaqahullah...
*) Istilah "صوت جهالة الغلاة" menunjukkan bahwa suara dari para ekstremis ini didasarkan pada kebodohan dan ketidakpahaman terhadap ajaran agama yang sebenarnya. Suara ini dapat menjadi sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi orang-orang yang kurang berpengetahuan dan membuat mereka mengikuti pandangan yang tidak benar. -Ed

فلا يوسف الجزائري وأصحابه راضون عن بعض مشايخ الدعوة في أبين وعدن وغيرها ولا أولئك راضون عنهم ولا السنحاني ومن إليه على وفاق مع كثير من مشايخ الدعوة ولاهم معه كذلك ولا حسين الحجوري راض عن السنحاني ومن إليه ولا هم كذلك  ولا السوري ومن معه على رضا بمشايخ لهم فضل وخير على الدعوة في داخل اليمن وخارجها ولاهم معه كذلك ولا عبدالباسط وعسكره على توافق مع جل المراكز ولاهم معه كذلك بل حتى العمودي الغالي ينصح بعض أهل إب بالحذر من ابن حزام والثبات على منهج الشيخ يحيى وفي نفس الوقت له مقالات في بيان حال الشيخ يحيى المتغير الغير المرضي عنده "حصل ذلك أمام عيني" ! وهو متخصص في لمز وطعن من هم أقرب إليه منهجا من غيرهم وكان هذا المريض النفسي أول من تصدر الطعن في بعض القضايا دفاعا و نفاحا مستميتا عن الشيخ يحيى وانتهى به الحال الآن طعان في الشيخ كما تعلمون ! 

Beberapa tokoh dakwah di Yaman, seperti Yusuf al-Jazairi dan para pengikutnya, tidak puas dengan beberapa ulama dakwah di Aben dan Aden dan selainnya, begitu juga sebaliknya. Bahkan al-Sunhani dan kelompoknya, yang sejalan dengan banyak ulama dakwah, tidak puas dengan mereka. Demikian pula, Husain al-Hajuri tidak puas dengan al-Sunhani dan kelompoknya, dan mereka pun tidak sependapat dengannya. Bahkan Al-Siwary dan pengikutnya yang setuju dengan beberapa ulama yang memiliki pengaruh dan memberi manfaat pada dakwah di dalam dan luar Yaman, mereka juga tidak puas dengan beberapa ulama lain. Demikian pula, Abdul Basit dan pasukannya tidak sepakat dengan mayoritas markiz dakwah, dan mereka pun tidak sependapat dengannya. Bahkan Al-Amudi yang ghuluw menyarankan beberapa orang di Ibb agar berhati-hati terhadap Ibnu Hizam dan bertahan pada manhaj Syekh Yahya, sementara pada saat yang sama ia juga menulis artikel tentang perubahan yang tidak memuaskan pada keadaan Syekh Yahya "Saya melihat ini dengan mata kepala sendiri!" Dia juga ahli dalam mencela dan menyerang mereka yang lebih dekat dalam manhajnya dengan dia daripada orang lain, dan dia, sebagai orang yang sakit mental ini, adalah orang pertama yang menyerang dalam beberapa kasus sebagai pembelaan keras terhadap Syekh Yahya, tapi sekarang dia malah menyerang Syekh Yahya, seperti yang anda semua ketahui!

ولا أصحاب تنزانيا من المنتسبين إلى مرجعية الشيخ يحيى في وفاق ولا أصحاب الصومال في وئام وأما أصحاب الحبشة فتناحرهم عجيب وعن دعوتهم في ماليزيا فهي حالة يرثى له علميا ودعويا وهم ساعون سعيا حثيثا في  تمزيق الممزق وتصغير المصغر.

Tidak pula orang-orang dari Tanzania yang menisbahkan diri mengembalikan urusan pada Syekh Yahya dalam satu sepakat, begitu juga dengan orang-orang Somalia. Sedangkan orang-orang Ethiopia saling bertikai satu sama lain dengan situasi yang sangat memprihatinkan. Dan di Malaysia sangat memilukan baik secara ilmiah maupun dakwah, dan mereka berusaha dengan gigih untuk merusak yang telah hancur dan memperkecil yang sudah kecil.

وأما عن أصحاب إندونيسيا فحدث ولا حرج فهم في خلاف مريج يعجب منه العدو مع الصديق فقد رفعوا قضية مركز النساء إلى مصاف أصول أهل السنة فهي عند كثير منهم أشبه بإنكار "بعض" صفات الباري "أو بدعة" القول بخلق القرآن ! "فلطالما وقعوا في الخلط الوبيل بين مسائل القطع والاجتهاد فليس يكفيهم تخطئة أخيهم إن أخطأ مثلا لتبقى الأخوة وتتماسك الدعوة بل لا بد للغالي أن يوغل في التبديع وإن تفرق المفرق وضعفت الدعوة وشمت بهم أعدائهم !" فهذا أبو فيروز وعصابته يبدعون الأستاذ أبا حازم بل منهم من يبدع أبا حازم ومن يجالس أبا حازم ومنهم من يبدع أبا حازم ومن يجالس أبا حازم ومن يتوقف في حزبية أبي حازم ومنهم من يهجر أبا حازم ويهجر أصحابه ويهجر من يتوقف فيه ويهجر من لا يهجر من يتوقف فيه… والعجيب أن الشيخ يحيى يصيح مرارا وتكرارا بسلفية أبي حازم! 

Dan mengenai orang-orang Indonesia, mereka dalam perselisihan yang rumit yang membuat musuh dan teman terkesima. Mereka telah mengangkat isu markiz wanita (tarbiyatun nisa) ke dalam ranah ushul Ahlussunnah wal-Jama'ah. Bagi banyak dari mereka, itu mirip dengan menyangkal "beberapa" sifat Allah atau bid'ah dengan mengatakan bahwa Alquran Makhluk ! "Selama ini mereka (orang-orang yang ghuluw) sering keliru dalam membedakan antara masalah hukum yang pasti dan ijtihad. Tidak cukup bagi mereka untuk menganggap kesalahan saudaranya sebagai kesalahan semata agar persaudaraan tetap terjaga dan dakwah tetap bersatu. Namun, bagi seseorang yang sudah terlanjur ghuluw, sudah pasti dia akan berbuat lebih dari itu dengan melakukan pentabdi'an meskipun akan menyebabkan perpecahan dan melemahnya dakwah, dan musuh-musuh mereka bersukacita dengan kelemahan mereka!" Inilah yang dilakukan oleh Abu Firuz dan kelompoknya yang mereka menghukumi Al-Ustadz Abu Hazim sebagai mubtadi (karena hal ini). Sehingga ada di antara mereka yang kemudian mentabdi Abu Hazim dan yang bersamanya, dan ada juga yang mentabdi Abu Hazim, yang bersamanya dan yang bersikap tawaquf, dan ada pula yang meninggalkan Abu Hazim dan yang bersamanya, dan yang tawaqquf, serta meninggalkan orang yang tidak meninggalkan orang yang tawaqquf. Yang mengherankan di satu sisi Syekh Yahya terus-menerus berseru atas kesalafiyan Abu Hazim!

ونتج عن هذا الخلاف في إندونيسيا تفرق جل إن لم يكن كل المساجد المنتسبة للشيخ يحيى في إندونيسيا ! 

Akibat perselisihan ini di Indonesia, hampir semua, jika tidak semua, masjid yang berafiliasi dengan Syekh Yahya menjadi terpecah belah! 

هذا وغيره كثير كثير فصار قول الشيخ يحيى لهم ( أنا ماعندي هجر ما عندي إلا الأخوة) كالكلام الذي بلا معنى في قاموسهم والله المستعان.  

Selain itu, ada banyak hal lain yang terjadi, sehingga ucapan Syekh Yahya yang menyatakan "Saya tidak memiliki permusuhan, saya hanya memiliki persaudaraan" menjadi tidak bermakna bagi mereka. Kita hanya bisa berharap pada pertolongan Allah.

وختاما أقول : 

إن كل علاج ومداواة لهذا المرض الذي فتك بالأمم قبلنا "أي مرض الغلو و البغي بالعلم والذي ينتج عنه التفرق الغير محمود" لا يتناول المشكلة من جذورها متمثلا بكسر مادة الغلو المنتشرة في الجماعة وذلك بنفي المعاني الغالية وردها إلى أصولها الصحيحة أي أصول الراسخين في العلم من أهل السنة فمآله إلى الفشل الذريع ولابد، ولا يعدو إن نجع أن يكون مسكنا لاغير . 

Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa segala upaya untuk menyembuhkan penyakit yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kita, yaitu "penyakit ghuluw (ekstrem) dan penyalahgunaan ilmu pengetahuan (kedzaliman) yang mengakibatkan perpecahan yang tidak diinginkan", tidak akan berhasil jika tidak menangani akar permasalahannya, yaitu memerangi unsur-unsur ghuluw yang ada dalam kelompok tersebut dengan menolak makna-makna yang keliru dan mengembalikannya kepada asal-ushulnya yang benar, yaitu kepada ushulnya orang-orang yang mendalam dan kokoh keilmuwannya dari kalangan Ahlus Sunnah. Jika tidak, upaya ini akan mengalami kegagalan total dan hanya akan menjadi penghibur semu belaka.

ومن تلكم المعاني الباطلة تجويز لكل من يرى من نفسه الأهلية في الحكم على الرجال أن يحكم على رجال الدعوة و ينقلهم من دائرة السنة إلى البدعة بغض النظر هل وافقه العلماء أم لا "فمن الذي لا يرى من نفسه منهم أنه أهل!" .

Salah satu pemahaman yang salah adalah memberikan kebebasan bagi siapa pun yang merasa mampu untuk menghakimi orang lain dan memindahkan mereka dari lingkup Ahlus Sunnah wal Jama'ah ke lingkup bid'ah, tanpa memperhatikan apakah ulama setuju atau tidak. Pemikiran semacam ini mengabaikan hakikat bahwa tidak semua orang bisa menjadi hakim dalam hal ini.
*) Ungkapan "فمن الذي لا يرى من نفسه منهم أنه أهل" memiliki makna bahwa dalam konteks perbedaan pandangan ilmiah dalam ahlussunnah, tidak ada seorang pun yang dapat menolak atau mengabaikan pendapat atau pandangan orang lain tanpa mempertimbangkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman mereka. Dalam konteks khilafiyah ilmiah ahlussunnah, setiap orang harus menghormati pandangan ilmiah dan pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengan pandangan mereka sendiri, dan tidak menganggap dirinya sebagai satu-satunya yang benar atau sebagai satu-satunya ahli dalam ilmu agama. -Ed
وكل ذلك بدعاوى فيها إطلاق وتقييد لا يحسنها ضيقي الأفق كأهل مكة أدرى بشعابها ومن علم حجة على من لم يعلم وغير ذلك من المعاني التي هي في أصلها حق ولكنهم يستعملونها في باطل البغي على بعضهم ولذا فإنك ترى التحذير من هذه السبيل كثير في كلام العلماء المعاصرين كالألباني رحمه الله فكم حذر ونهى أن يستحدث التبديع مثل هؤلاء الأحداث. 

Semua itu dilakukan dengan dalil-dalil yang mengandung pengertian yang ambigu dan sempit, yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang paham benar tentang situasi dan kondisi, seperti penduduk Mekkah yang lebih memahami tempat-tempat tersembunyi di sana dan orang yang mengetahui menjadi hujah bagi yang tidak mengetahui. Dan ada banyak lagi makna yang seharusnya benar, tetapi digunakan oleh orang-orang yang salah untuk melakukan kezaliman terhadap orang lain. Oleh karena itu, dapat kamu lihat bahwa peringatan terhadap manhaj semacam itu banyak terdapat dalam perkataan ulama kontemporer seperti Al-Albani, semoga Allah merahmatinya. Betapa sering beliau memperingatkan dan melarang dari mengada-adakan tabdi' seperti yang terjadi pada kejadian-kejadian seperti ini.

ولا أدل على هذا المعنى من إرسال الشيخ يحيى أحد المشايخ إلى إندونيسيا لإصلاح مايمكن إصلاحه بين فروع الدعوة هناك في إندونيسيا فسدد الرجل وقارب ما استطاع على عسر و حاول جمع الكلمة وقرأ الشيخ يحيى على الملأ رسائل من هؤلاء المعنيين تفيد بالصلح بينهم ونصحهم بالزيارات بينهم ولكن كل ذلك ذهب في مهب الريح فما لبث الرجل الذي أرسله الشيخ أن رجع حتى عاد الأمر على ما كان بل أسوأ…  !

Tidak ada bukti yang lebih jelas dari ini selain dari pengiriman salah satu ulama ke Indonesia oleh Syaikh Yahya untuk memperbaiki hal-hal yang dapat diperbaiki antara cabang dakwah di sana. Dia berusaha sebaik mungkin dan berjuang dengan segala keterbatasan yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya dan mengumpulkan orang-orang untuk mencapai kesepakatan. Dan Sheikh Yahya membaca secara terbuka surat-surat dari pihak-pihak terkait yang menyarankan perdamaian di antara mereka dan mendorong mereka untuk saling berkunjung. Namun semua itu lenyap begitu saja dan tidak membuahkan hasil. Tidak lama setelah utusan yang dikirim oleh Syekh itu kembali, segala sesuatunya malah menjadi lebih buruk dari sebelumnya...!

والله المستعان وحسبنا الله ونعم الوكيل.  

Allahlah penolong yang kami minta, cukuplah Allah sebagai tempat kami bertawakal, Dia-lah sebaik-baik Pelindung.

TRENDING