Apakah melanggar lampu merah di jalan sepi, tidak memakai helm di gang kecil, atau aturan-aturan lainnya selalu haram dan melanggar syariat? Apakah semua perintah pemerintah wajib dipatuhi dalam semua kondisi?
Jangan terburu-buru menjawab!
Dalam audio ini, Anda akan menemukan penjelasan yang tegas
namun penuh hikmah tentang:
- Dua jenis peraturan yang dikeluarkan pemimpin Muslim: Mana yang benar-benar wajib, mana yang sekadar anjuran, dan bagaimana menyikapinya.
- Konteks kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dan regulasi modern: Apakah semua aturan adalah hukum syar’i atau hanya untuk kemaslahatan duniawi?
- Panduan praktis dari syariat untuk memahami kapan aturan wajib ditaati dan kapan tidak.
🔥 Renungkan, pelajari,
dan jangan sampai salah langkah! Audio ini memberikan wawasan penting untuk
setiap Muslim yang ingin menjaga akidahnya namun tetap berperan sebagai warga
negara yang baik. Simak dan temukan jawabannya sekarang! (Note: Audio berbahasa Inggris)
Dijawab oleh:
Asy-Syaikh Ahmad Banajah hafidzahullah
Perlis, Malaysia
PENJELASAN TENTANG DUA JENIS PERATURAN YANG DIKELUARKAN OLEH PEMIMPIN MUSLIM
Ringkasan dalam Bahasa Indonesia:
Wa-‘alaykum salām wa-rahmatullāhi wa-barakātuh. Marḥaban
bika akhi al-karīm.
Saya telah merangkum poin tentang dua jenis peraturan yang dikeluarkan oleh
pemimpin Muslim untuk memberikan kejelasan tambahan di akhir artikel. Mohon
perhatikan dengan baik:
Jenis 1: Peraturan yang Selaras dengan Tujuan Syariat
(Sharī'ah Purposes)
- Peraturan
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tujuan syariat, seperti menentukan
kelayakan zakat atau melindungi hubungan sosial.
- Peraturan
ini dianggap sesuai dengan syariat, meskipun disampaikan dalam bentuk
modern.
- Contoh:
- Mewajibkan
pelaporan keuangan untuk menilai kelayakan zakat.
- Melarang
transaksi yang dapat merusak hubungan keluarga.