Asy-Syaikh Ahmad Banajah hafidzahullah
Masjid Darul Ilmi, Manukan Surabaya (C) 2020
لا بد أن يفهم الكلام على نية المتحدث
"Memahami sebuah perkataan harus sesuai dengan tujuan pembicara." Bukan disesuaikan dengan kemauan anda sebagai pendengar !
❓ Mengapa❓
Karena perkataan manusia tidak mashum, bukan wahyu, wahyu itu yang paling sempurna.
▶️ Contohnya adalah ulama, mereka ketika menulis ilmu, mungkin satu hari, satu pekan, satu tahun, atau bertahun-tahun setelahnya sampai meninggal mereka akan terus membaca kembali dan memperbaiki apa yang dilihat berupa kesalahan dari tulisannya..Karena mereka dan kita semua tidaklah ma'shum, tidak terlepas dari kesalahan.. Berbeda dengan Kitabullah yang terjaga, tidak ada suatu kalam atau tulisan apapun yang seperti Kitabullah dalam segala susunannya..
💡 FAEDAH :
Ketika kita ingin memahami atsar salaf, harus mengetahui apa sebab munculnya atsar tersebut. Dan apa tujuan dikatannya atsar tersebut.Agar memahami dengan baik apa maksud pembicara dalam atsar tersebut..
TIDAK MEMAHAMI DAN MENGGUNAKAN ATSAR SESUAI KEINGINAN ANDA, APALAGI MENYELISIHI TUJUAN YANG MENGATAKANNYA...INI TERMASUK KEDZALIMAN.
🍂 Contoh :
Atsar Abu Hatim Ar-Razi :
من علامة أهل البدع الوقوع في أهل الأثر
"Diantara tanda ahlul bid'ah adalah mencela ahlussunah"
Bisakah atsar ini anda terapkan mengikuti hawa nafsu? misalnya ketika mendengar seorang guru yang anda dicintai dihina, dan direndahkan. Dan anda berkata kepadanya "Fulan, anda adalah mubtadi'.." kemudian anda berdalil dengan atsar ini.Wahai saudaraku, Imam Abu Hatim tidaklah menujukan atsar ini untuk guru anda!!
Lihatlah, mungkin dalam celaan tersebut memang ada nasehat yang perlu diambil dan dijadikan pelajaran.
Sehingga tidak benar untuk terus menerus menjadikan atsar ini sebagai benteng yang melindungi diri anda atau guru anda.
Kalau melihat sekilas, anda akan mengira bahwa Imam Abu Hatim adalah orang pertama yang menyelisihi atsar nya sendiri. Karena ada suatu kejadian dalam sejarah beliau :
Abu Hatim pernah menegur Imam Bukhari karena mengambil hadits dari beberapa perowi yang dianggap salah oleh Abu Hatim, beliau marah dan bersikap tegas kepada Imam Bukhari dalam masalah ini. Namun kenyataannya disini kebenaran berada pada Imam Bukhari رحمه الله. Sebab Imam Bukhari mengambil hadits dari perowi tersebut adalah karena dia termasuk ahlussunah dan perowi yang diambil juga sudah diteliti dan dipilih. Disini Imam Muslim pun tidak menerima pendapat Abu Hatim.
Yang dimaksud Abu Hatim dalam atsar beliau adalah bahwa "tanda ahlul bid'ah adalah menyelisihi USHUL ahlussunah"
Pahamilah atsar sesuai yang diinginkan pembicaranya!!
🍂 Contoh lain yang berkaitan dengan atsar diatas :
Sufyan bin Uyainah mencela Abdul Aziz bin Shuhaib (thullab shahabat Anas bin Malik, dll.) dia menolak hadits dari Abdul Aziz bin Shuhaib. Tapi Imam Ahmad bin Hambal jika mendengar nama Abdul Aziz bin Shuhaib dan beliau sedang bersandar, beliau akan langsung duduk dan berkata :
"لا ينبغي أن يتكأ إذا ذكر الصالحون"
"Tidak pantas bersandar ketika disebut nama orang-orang shalih".
Bisakah kita mengatakan bahwa Sufyan bin Uyainah mubtadi' berdalil dengan atsar Abu Hatim? Jawabannya adalah tidak. Sufyan bin Uyainah diberikan udzur.
Atsar Abu Hatim diatas banyak disalah gunakan dengan kedhaliman.
Sehingga kami tegaskan :
‼️ PAHAMILAH ATSAR SALAF SESUAI TUJUAN MEREKA.
pelajari kisah dan kejadian dibalik munculnya atsar tersebut sehingga anda akan memahami dengan benar apa maksud perkataan tersebut.
Ini termasuk perbuatan wara' dan lebih selamat ketika berjumpa dengan Allah.
🍂 Contoh lain :
Perbuatan Sulaiman bin Mihran (Al-A'masy). Suatu hari beliau masuk masjid al kufah dan disana ada seorang khatib yang sedang bercerita dengan perkataannya yang salah dan lemah. Maka beliau pun melepas pakaiannya dan mencabut bulu ketiaknya disaat khatib bercerita. Khatib tersebut pun marah dan berkata "Anda sangat tidak sopan" Sulaiman bin Mihran pun menjawab : "Diamlah, engkau yang jahil. Aku ini sedang melakukan sunnah dan engkau sedang melakukan bid'ah"
Namun.. bisakah sekarang kalian melakukan seperti apa yang beliau lakukan ? Ketika pergi ke masjid ahlul bid'ah anda meniru perbuatan Sulaiman bin Mihran? berdalil dengan atsar perbuatan beliau?
🌿 Jawabannya : Tidak boleh.
❓ Kenapa ❓
Lihatlah wahai saudaraku. Sulaiman bin Mihran semasa hidupnya, manusia memuliakan beliau seperti seorang amir, seorang pemimpin. Julukan beliau adalah amirul mukminin fil hadits. Beliau adalah seorang qari', muhaddits, dan faqih nya ahlul Kufah. Abu Hanifah memuliakan Al A'masy sebagaimana seorang amir.
Adapun kita? Apa yang akan terjadi jika kita meniru perbuatan beliau? Hanya akan menimbulkan fitnah, manusia datang dan mungkin akan menyerang dakwah.
Maka apa yang kita lakukan ketika mendengar kesesatan ?
Allah تعالى berfirman :
(وَإِذَا رَأَیۡتَ ٱلَّذِینَ یَخُوضُونَ فِیۤ ءَایَـٰتِنَا فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ حَتَّىٰ یَخُوضُوا۟ فِی حَدِیثٍ غَیۡرِهِۦۚ )
"Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain"
Berpalinglah dan jangan membuat fitnah..
🔑 Sehingga dari contoh-contoh ini diambil pelajaran agar kita memahami dan mengamalkan atsar salaf dengan ilmu dan wara', bukan dengan hawa nafsu.
والله أعلم..
الهيئة العلمية المختصة للترجمة
📝 Diringkas oleh : Hai'ah Ilmiyyah Khusus untuk Terjemah
📡 https://t.me/ahmadbanajah/2063
📥 Mashdar:
https://t.me/ahmadbanajah/2034
🌍 Web blog https://ahmadbanajah.blogspot.com/2021/09/bagaimana-memahami-atsar-salaf.html
▶️ YouTube
https://youtu.be/_TOUnHjvN_U