} h3.post-title{ text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

Bersiwak dengan tangan kanan atau kiri?

 📌 BERSIWAK DENGAN TANGAN KANAN ATAU KIRI ? 📌➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📩 Pertanyaan :

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته..

Ustadz, benarkah bersiwak harus menggunakan tangan kiri ?


📩 Jawaban : 

و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته..

Boleh menggunakan tangan kanan atau kiri ketika bersiwak, semuanya disyariatkan. Karena tidak ada dalil shahih yang jelas mengkhususkan untuk bersiwak dengan tangan tertentu.

🖌 Bahwa pendapat jumhur dan dinukilkan oleh sejumlah ahlul ilmi seperti Al-Hafidz Ibnu Rajab dan selainnya adalah bersiwak dengan tangan kanan berdalil dengan keumuman hadits yang menyebutkan didahulukannya dan penggunaan kanan ketika bersuci. 

Sebagaimana hadits Aisyah :

: "كان النبي - صلى الله عليه وسلم - يعجبه التيمن في تنعله وترجله وطهوره، وفي شأنه كله " .

"Dahulu Nabi صلى الله عليه وسلم mendahulukan kanan ketika memakai sandal, menyisir, bersuci, dan seluruh urusan beliau"

🖌 Dan ulama lain menguatkan pendapat bahwa siwak dilakukan dengan tangan kiri karena ini termasuk perbuatan membersihkan kotoran. Inilah pendapat yang masyhur dipilih oleh Ibnu Taimiyah رحمه الله, beliau juga memiliki pembahasan tersendiri dalam مجموعة الفتاوى pada masalah ini, maka merujuklah pada tulisan yang bermanfaat tersebut.

📍Kesimpulannya :

Bahwa pendapat yang dipilih Ibnu Taimiyah adalah pendapat yang kuat. 

Namun pendapat jumhur lebih kuat, karena beberapa sebab diantaranya :

⭕️ Pertama : 

Seluruh muslimin mengetahui kecintaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم terhadap siwak, dan beliau selalu menggunakannya sampai pada hari kematian beliau, dan kaum muslimin sepakat bahwa tidak pernah mempermasalahkan tentang penggunaan tangan mana ketika bersiwak. 

Apabila beliau bersiwak dengan tangan kiri, pasti sudah ada penukilan tentang hal tersebut karena ini menyelisihi kebiasaan beliau.

⭕️ Kedua : 

Konsekuensi bagi yang berpendapat bahwa bersiwak dilakukan dengan tangan kiri : bahwa akan ada gerakan memindahkan siwak dari tangan kanan ke kiri ketika mengambilnya.

Karena ketika mengambil pasti dengan tangan kanan, sehingga jika memang dipindahkan ke tangan kiri maka akan ada penukilan dari para shahabat. Khususnya di hari wafatnya beliau عليه الصلاة والسلام. Karena kisah ini mengumpulkan antara mengambil siwak sampai proses bersiwak itu sendiri.

Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa Abdurrahman bin Abu Bakr memberikan siwak kepada Aisyah kemudian diambil oleh Aisyah dan dia merapikannya kemudian diberikan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan beliau pun mengambilnya kemudian bersiwak dengan cara yang terbaik.

Dalam hadits tersebut sama sekali tidak disebutkan bahwa siwak dipindahkan dari tangan kanan ke kiri, terlebih kejadian itu di detik-detik wafatnya beliau. Dan disini Aisyah رضي الله عنها menjelaskan dengan sangat rinci tentang kejadian ini, bagaimana dia merapikan dan membersihkan siwak.

Jika ada yang mengatakan : Tidak ada penukilan ketika dipindahkan siwak dari tangan kanan ke kiri adalah karena mereka sudah terbiasa..

Kita katakan : Bahkan gerakan memindahkan siwak ini termasuk beban yang harus mereka nukilkan sebagaimana mereka yang selalu menjelaskan sifat-sifat secara rinci. Terlebih pada hari wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم..

⭕️ Ketiga :

Ketahuilah bahwa bersiwak lebih condong pada sifat bersuci dibandingkan menyingkirkan kotoran. Yaitu lebih dekat kepada sifat berwudhu daripada beristinja'.

Hal ini didapati dari beberapa sisi, diantaranya adalah penjelasan dalam hadits shahih yang marfu' bahwa bersiwak adalah membersihkan mulut, sebagaimana hadits Aisyah dari Nabi صلى الله عليه وسلم :

" السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ " .

"Bersiwak itu membersihkan mulut dan sebab keridhoan Rabb"

Diantaranya juga bahwa bersiwak disebutkan dalam dalil-dalil sebagai ibadah, sebagaimana hadits :

”لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة“

"Maka akan aku perintahkan kalian untuk bersiwak setiap (hendak) shalat"Maka disini dianggap sebagai bentuk berhias bagi orang yang beribadah.

Allah تعالى berfirman :

(يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد)

"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaian kamu yang bagus setiap (memasuki) masjid."

Dalam hadits :

" الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَالسِّوَاكُ، وَيَمَسُّ مِنَ الطِّيبِ مَا قُدِّرَ لَهُ "

"Atas setiap orang yang mengalami ihtilam (mimpi basah) harus mandi Jum'at dan bersiwak, setelah memakai wewangian."

Dalam hadits ini, bersiwak disandingkan dengan mandi hari Jum'at dan memakai wewangian.

⭕️ Keempat :

Perlu diketahui bahwa perbuatan membersihkan kotoran, seringkali tidaklah dimuliakan perbuatannya. Bahkan orang yang melakukannya berusaha untuk menutupi dari manusia sesuai kemampuan. Karena biasanya ini dianggap perbuatan kurang baik.

Oleh karena itu nabiصلى الله عليه وسلم pernah melihat ludah dalam masjid, kemudian beliau menggosoknya dengan tongkat sambil marah.

Nabi juga melarang untuk menertawakan seorang yang kentut.

Dan semua ini bertentangan dengan kedudukan siwak. Karena siwak dianggap mulia. Dimana bersiwak menunjukkan perbuatan mengamalkan petunjuk Nabi صلى الله عليه وسلم dan bersemangat terhadap sunnah serta membersihkan mulut, dan mengagungkan shalat, ini juga bentuk memberikan contoh kepada manusia.

Bahkan Imam An-Nasa'i رحمه الله membuat satu bab dalam sunan nya yang menunjukkan makna ini

(هَلْ يَسْتَاكُ الْإِمَامُ بِحَضْرَةِ رَعِيَّتِهِ ؟)

"Apakah imam bersiwak dihadapan manusia?"

Dan beliau menyebutkan hadits Abu Musa yang menceritakan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersiwak dihadapan mereka semua.

📍Kesimpulan terakhir : 

Bahwa dalil-dalil yang menguatkan pendapat jumhur bahwa bersiwak dilakukan dengan tangan kanan sangat banyak. Bersama dengan ini kami tetap menghormati pendapat lain..

والله أعلم..


🖊 Dijawab oleh : Abul Athoo' Ahmad Banajah حفظه الله


📝 Alih bahasa : Hai'ah Ilmiyyah khusus untuk terjemah

TRENDING