Penerjemah: Asy-Syaikh Ahmad Banajah hafidzahullah - Sesi ke-6 Tarikh 08/08/2025 Masjid Alwi Kangar, Negeri Perlis
🔸 Daurah Ilmiah “Bersama Tokoh Ilmuwan Negara Yaman ke Perlis” 🔸 YBHG Sheikh Dr. Abdullah bin Umar bin Mar’i (Pengerusi Lembaga Pemegang Amanah Universiti Islam Antarabangsa Yaman & Pengelola Dar al-Hadith al-Fiyush dan al-Shihr, Yaman). Siaran ini dikuasakan oleh Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis (MAIPs).
📚 Faedah-faedah Lengkap
1. Pembukaan Daurah
-
Kitab yang dibahas: Al-Qawaa’idul-Mutslaa fi Sifaatillaahi wa Asmaa’ihi al-Husna karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin رحمه الله.
-
Tujuan: menghubungkan kajian terdahulu dengan pembahasan hari ini untuk menyelesaikan kitab secara runtut.
2. Kaidah-Kaidah Utama
-
7 kaidah terkait asma’ Allah.
-
7 kaidah terkait sifat Allah.
-
Memahami asma’ dan sifat harus mengikuti kaidah bahasa Arab dan pemahaman salaf, tanpa ta’wil atau tahrif.
3. Pembagian Kelompok dalam Bab Asma’ wa Shifat
-
Ahlut-Tamtsil (menyerupakan Allah dengan makhluk). Contoh: Karamiyyah.
-
Ahlut-Ta’thil (menolak sifat Allah). Contoh: Jahmiyyah, Mu’tazilah, Ash’ariyyah awal, Maturidiyyah.
-
Ahlut-Tajhil (memutuskan makna tanpa ilmu atau mengaku tidak tahu maknanya).
-
Ahlut-Takhyil (menganggap agama hanya “ilusi” atau metafora). Termasuk sebagian filosof, batiniyyah, ghulat rafidhah.
-
Ahlul-Haqq (Ahlus-Sunnah wal Jama’ah).
4. Kaidah Menghadapi Syubhat (Kaidah Emas)
-
Langkah 1: Periksa keabsahan dalil yang dikutip.
-
Langkah 2: Lengkapi konteks dalil (sebelum dan sesudah ayat/hadits).
-
Langkah 3: Rujuk penjelasan ulama Ahlus-Sunnah.
5. Contoh Syubhat dan Jawaban
a. Hajar Aswad “tangan kanan Allah di bumi”
-
Hadits tidak sahih dari Nabi, tetapi atsar dari Ibnu ‘Abbas dengan makna tasybih majazi.
-
Maknanya: mencium Hajar Aswad seperti berjabat tangan dengan Allah → bentuk penghormatan, bukan hakikat fisik.
b. “Hati di antara dua jari Allah”
-
Sifat jari Allah benar adanya, sesuai kebesaran-Nya.
-
Tidak berarti fisik seperti makhluk. Contoh analogi: menggerakkan sesuatu tanpa menyentuh langsung.
c. “Aku mendapati nafas Ar-Rahman dari arah Yaman”
-
Maksudnya: pertolongan, dukungan, dan kemenangan datang dari arah Yaman.
-
Dikuatkan fakta sejarah: banyak sahabat dan penakluk besar berasal dari Yaman.
d. “Istawa ‘ala al-‘Arsy” dan “Istawa ila as-Samaa’”
-
Makna istiwa’ bergantung huruf yang mengiringi:
-
‘Ala = bersemayam/di atas.
-
Ila = menuju/mengarahkan kehendak.
-
-
Perbedaan makna sesuai kaidah bahasa Arab, bukan tahrif.
6. Penjelasan Ma’iyyah (Kebersamaan Allah)
-
Ma’iyyah ‘Aammah (umum): ilmu, pengawasan, kekuasaan Allah meliputi semua makhluk.
-
Ma’iyyah Khaashshah (khusus): pertolongan, perlindungan, dan bimbingan bagi hamba pilihan.
-
Pemahaman salah (hulul/ittihad) menyalahi ijma’ salaf dan mengandung konsekuensi batil.
7. Tafsir Ayat “Kami lebih dekat daripada urat leher”
-
Maksudnya: kedekatan malaikat yang diutus Allah.
-
Penambahan “tetapi kalian tidak melihat” menguatkan bahwa yang dimaksud adalah makhluk yang mewakili perintah Allah.
8. Makna “Tajri bi A’yuninaa” (kapal berlayar dengan mata Kami)
-
Maksudnya: di bawah pengawasan, penjagaan, dan bimbingan Allah.
-
Ayat ini juga menetapkan bahwa Allah memiliki mata sesuai kemuliaan-Nya, tanpa menyerupai makhluk.
-
Kaidah: ungkapan “di bawah mata” hanya digunakan bagi yang benar-benar memiliki mata.
9. Hadits Qudsi “Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya…”
-
Maknanya: Allah memberi taufik total pada wali-Nya dalam seluruh aktivitas.
-
Tidak berarti secara dzat Allah menjadi pancaindera hamba.
-
Wali Allah ditentukan oleh iman dan takwa, bukan nasab atau status sosial.
10. Sifat Fi’liyyah Allah dalam Hadits
-
Contoh: “Siapa yang mendekat sejengkal, Aku mendekat sehasta…” → menunjukkan Allah melakukan perbuatan sesuai kehendak-Nya.
-
Sifat fi’liyyah terjadi sesuai kehendak Allah, berbeda dengan sifat dzatiyyah yang melekat selamanya.
11. Penegasan Dalil-Dalil Ketinggian Allah
-
Dalil dari Al-Qur’an, Sunnah, ijma’, akal, fitrah, dan bahasa Arab.
-
Imam Ibnul Qayyim menghimpun lebih dari 20 jenis dalil (lebih dari 1000 dalil total) yang menetapkan sifat ‘uluw Allah.
12. Penutup Sesi
-
Menyimpulkan bahwa semua syubhat yang diarahkan kepada Ahlus-Sunnah dalam bab asma’ wa shifat bisa dijawab dengan 3 langkah kaidah emas.
-
Menegaskan bahwa memahami sifat Allah harus menggabungkan:
-
Dalil shahih.
-
Kaidah bahasa Arab.
-
Pemahaman salafus shalih.
-
📑 Tabel Syubhat & Jawaban
No. |
Syubhat / Dalil yang Dipelintir |
Sumber Syubhat |
Jawaban Singkat (Metode Salaf) |
1 |
Hajar Aswad “tangan kanan Allah di bumi” |
Dinisbatkan ke Nabi ﷺ |
Hadis tidak sahih; yang sahih atsar Ibnu ‘Abbas. Makna majazi:
menghormati Hajar Aswad seperti berjabat tangan, bukan hakikat
fisik. |
2 |
“Hati di antara dua jari Allah” |
Hadis sahih Muslim |
Menetapkan sifat jari bagi Allah tanpa menyerupakan. Tidak
berarti Allah menyentuh secara fisik; analogi: menggerakkan
sesuatu dari jarak jauh. |
3 |
“Aku mendapati nafas Ar-Rahman dari arah Yaman” |
Hadis sahih |
Maksud: pertolongan & kemenangan dari Yaman; dikaitkan
dengan sejarah kontribusi besar penduduk Yaman pada Islam. |
4 |
“Istawa ‘ala al-‘Arsy” & “Istawa ila as-Samaa’” |
Ayat Qur’an |
Makna istiwa’ tergantung huruf setelahnya: ‘ala = bersemayam/di
atas; ila = menuju/mengarahkan kehendak. Perbedaan makna sesuai
kaidah bahasa Arab, bukan tahrif. |
5 |
Ma’iyyah Allah berarti Allah bercampur dengan makhluk |
Pemahaman hulul/ittihad |
Ma’iyyah umum = ilmu, pengawasan, kekuasaan Allah meliputi
semua; ma’iyyah khusus = pertolongan & perlindungan bagi
hamba tertentu. Tidak bertentangan dengan sifat ‘uluw. |
6 |
“Kami lebih dekat daripada urat leher” |
Ayat Qur’an |
Maksudnya kedekatan malaikat yang diperintah Allah. Diperjelas
dengan ayat “tetapi kalian tidak melihat” dan konteks
sebelumnya. |
7 |
“Tajri bi A’yuninaa” (kapal berlayar dengan mata Kami) |
Ayat Qur’an |
Makna: di bawah pengawasan & penjagaan Allah. Menetapkan
bahwa Allah memiliki mata sesuai kebesaran-Nya, tanpa
tasybih. |
8 |
Hadis Qudsi “Aku menjadi pendengarannya,
penglihatannya…” |
Hadis sahih Bukhari |
Makna: Allah memberi taufik penuh pada wali-Nya. Tidak berarti
secara dzat Allah menjadi pancaindera hamba. Wali Allah = mukmin
bertakwa. |
9 |
“Mendekat sejengkal, Allah mendekat sehasta” |
Hadis sahih |
Menunjukkan sifat fi’liyyah Allah (perbuatan sesuai
kehendak-Nya). Berlaku tanpa menyerupai makhluk. |
10 |
Penolakan sifat ‘uluw (ketinggian Allah) |
Klaim sebagian ahli kalam |
Dibantah dengan dalil dari Qur’an, Sunnah, ijma’, akal, fitrah,
dan bahasa Arab. Ibnul Qayyim menghimpun >1000 dalil. |