} h3.post-title{ text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

Hukum Memotret Makanan, Pakaian atau Semisalnya untuk Status WA

 HUKUM MEMOTRET MAKANAN, PAKAIAN, ATAU SEMISALNYA UNTUK DIBAGIKAN* KE STATUS WHATSAPP ATAU GRUP UMUM
( * bukan untuk tujuan iklan/dagang )


📩 Pertanyaan :

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته..

Bagaimana hukum syariat mengenai perbuatan memotret makanan, pakaian, atau privasi lain yang kemudian dibagikan di status WhatsApp atau grup umum dengan dalih menampakkan kebahagiaan ..?

🔖 Jawaban :

Dijawab oleh:

و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته..

Perbuatan ini tidak disyariatkan karena adanya beberapa dampak buruk. 

🍃 Bahkan ini menunjukkan cara berpikir yang salah dari orang-orang yang melakukannya, dari dua sisi :

🔅 Pertama : 

Tentang apa yang membuat mereka senang den bahagia.

Dimana kebahagiaan seperti yang disampaikan penanya, berbahagia dengan makanan, pakaian, atau selainnya yang kemudian dibagikan di status atau grup umum menunjukkan pemikirannya yang dangkal dan pemahamannya yang lemah.

❓..Kenapa ❓❓

Jawabannya : Karena berbahagia dengan hal-hal tersebut dengan cara demikian adalah berlebihan, serta membuka peluang besar untuk berlomba-lomba memperoleh dunia, atau ujub. Disini menunjukkan dangkalnya pemikiran orang-orang yang melakukannya.

💡 Coba pikirkan.. setiap orang diberikan kenikmatan-kenikmatan ini dengan porsinya tersendiri, yang beriman ataupun kafir, yang tua ataupun yang muda, yang kaya ataupun miskin, binatang pun berbahagia dengan makanan mereka. 

Seandainya perbuatan memotret makanan ini adalah perbuatan istimewa dalam syari'at, maka orang yang mulia akan senantiasa berada dan bersungguh-sungguh untuk melakukannya, mengerahkan waktu untuk berbagi potret makanan yang dihidangkan untuk mereka sebagaimana yang dilakukan orang-orang jahil yang menyibukkan diri dengan kebiasaan ini.

Orang yang pemikirannya sehat, dan fitrahnya lurus mereka akan melakukan hal-hal yang bermanfaat.

🔸 Bukan maksudnya tidak boleh berbahagia dengan kenikmatan dunia tersebut. Namun harus sesuai porsinya, berbahagialah sesuai apa yang ditetapkan syariat dan diterima akal sehat dengan tidak menyebarkan hal-hal semacam ini kepada setiap orang, karena bisa saja dilihat orang-orang yang suka ataupun tidak suka. Ini sikap yang berlebihan.

🌸 Yang harus kita sadari, bahwa kebahagiaan yang sepantasnya muncul dalam benak seorang hamba adalah berbahagia karena bertambahnya kedekatan kepada Allah تعالى, bertambahnya iman dengan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an atau mempelajari hadits, berbahagia karena dimudahkan untuk menunaikan ibadah dan amalan-amalan. Seperti kebahagiaan yang disebutkan dalam hadits :

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.”

Hal-hal semacam ini yang membuat kita bahagia, dan bisa untuk berbagi kebahagiaan tersebut jika memang merasa aman dari fitnah sebagai bentuk pengingat bagi manusia dan contoh baik untuk mereka karena kesenangan dunia itu fana.

🍂 Allah تعالى berfirman :

(قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَ ٰ⁠لِكَ فَلۡیَفۡرَحُوا۟ هُوَ خَیۡرࣱ مِّمَّا یَجۡمَعُونَ) [سورة يونس 58]

"Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” 

▶️ Maknanya bahwa berbahagia dengan mencapai rahmat Allah dengan hidayah lebih baik daripada segala yang dikumpulkan manusia dari bongkahan dunia. Dan inilah kebahagiaan sesungguhnya.

🔅 Sisi kedua yang menunjukkan salahnya pemikiran ini :

Mengenai bagaimana cara mereka berbahagia. Dengan cara membagikan potret makanan ke grup umum, memperlihatkan nya kepada setiap orang yang disana bukan hanya orang-orang yang mencintai kita, tidak menutup kemungkinan akan dilihat orang-orang yang tidak suka, merasa hasad, atau semisalnya..

🔺 Maka dengan ini anda sedang menjerumuskan diri sendiri pada hasad, dibenci, 'ain orang-orang yang hasad, atau persangkaan buruk lainnya yang akan mengganggu anda sendiri.

Terutama 'ain orang-orang yang hasad, dimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminta perlindungan darinya, dan memerintahkan manusia untuk meminta perlindungan darinya, juga disyariatkan untuk melakukan ruqyah dari penyakit 'ain.

🍂 Sebagaimana hadits Abdullah bin Syaddad, dari Aisyah رضي الله عنها beliau berkata : "Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan ku untuk melakukan ruqyah dari penyakit 'ain" 

Oleh karena itu diturunkan muawwidzatain (surat al-falaq dan an-nas), yang didalamnya terdapat ayat :

(وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ)

"Dan (aku berlindung) dari kejelekan orang yang hasad ketika hasad"

🍂 Juga pada sebuah hadits yang ditetapkan sebagian ahlul ilmi, namun maknanya benar bagaimana pun kedudukan hadits tersebut :

"استعينوا على إنجاح حوائجكم بالكتمان فإن كل ذي نعمة محسود"

"Mintalah pertolongan agar kebutuhan kalian terpenuhi dengan cara menyembunyikan nya, karena setiap kenikmatan pasti ada orang yang hasad padanya."

Tidak diragukan bahwa membagikan kebahagiaan tersebut kepada setiap orang akan memicu hal ini. Namun semua atas kehendak Allah تعالى.

🔸 Diantara dampak buruk yang menjadi sebab tidak disyariatkan nya perbuatan tersebut :

❗️Ini bisa saja menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang-orang yang tidak mendapati kenikmatan tersebut. Bisa saja foto makanan atau pakaian yang anda posting menimbulkan kesedihan bagi orang-orang faqir yang tidak memiliki hal tersebut. Ingatlah bahwa ketika anda menumbuhkan kebahagiaan di hati orang-orang beriman akan diberi pahala, sebaliknya jika anda menumbuhkan kesedihan di hati mereka akan diberi dosa. Maka berhati-hatilah..

Sehingga cara-cara semacam ini tidak sepantasnya dilakukan hamba-hamba Allah yang bertaqwa lagi cerdas.

🛑 Jika masih memotret makanan dan memosting di ruang umum.. tanyakan pada diri sendiri : Dimana posisi anda dari sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

"إن الله يحب العبد التقي الغني الخفي"

"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, kaya, dan tersembunyi."

❓Maka apa yang harus kita lakukan ❓

✨ Yaitu menyembunyikan perkara-perkara semacam ini, bukan untuk disebar luaskan. Ini salah satu bentuk kesempurnaan rasa syukur kepada Allah تعالى.

‼️ Belum lagi jika terjangkit ujub dan berlomba-lomba mengejar dunia yang sudah Allah peringatan darinya :

( أَلۡهَىكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ۝  حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ )

"Bermegah-megahan telah melalaikan kalian, sampai kamu masuk ke dalam kubur."

Karena perbuatan ini akan membuat candu jika seseorang itu tenggelam dalam lalai dan merasa puas dengan perbuatannya. Seperti itulah realita yang terjadi. Dan realita adalah saksi terbaik.

🚫 Seandainya pun saat ini anda selamat dari niat-niat buruk tersebut, jangan merasa aman!! Mungkin saja suatu hari nanti niat tersebut mulai condong, berbelok dan rusak karena terbiasa dengan hal tersebut.

🍂 Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

"من سمَّعَ سمَّعَ الله به، ومن يُرائي يرائي الله به"

"Siapa yang memperdengarkan amalanya (kepada orang lain), Allah akan memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang ingin mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya (bahwa amalan tersebut bukan untuk Allah)."


💡 Ini hanya sebagian dampak buruk yang diperoleh, masih banyak dampak lain yang cukup bagi pemilik akal yang sehat dan jiwa yang baik untuk meninggalkan jalan ini..

والله الموفق..

الهيئة العلمية المختصة للترجمة

📝 Hai'ah Ilmiyyah Khusus untuk Terjemah..


▪️ Mashdar :

https://t.me/collectionofqnawithahmadbanajah/1176

TRENDING