🔸 Daurah Ilmiah “Bersama Tokoh Ilmuwan Negara Yaman ke Perlis” 🔸 YBHG Sheikh Dr. Abdullah bin Umar bin Mar’i (Pengerusi Lembaga Pemegang Amanah Universiti Islam Antarabangsa Yaman & Pengelola Dar al-Hadith al-Fiyush dan al-Shihr, Yaman). Siaran ini dikuasakan oleh Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis (MAIPs).
Buka halaman 25
✍ Pengantar
Di tengah derasnya arus romantisasi sejarah dan pengagungan simbol-simbol agama, seringkali garis halus antara cinta kepada Nabi ﷺ dan pelanggaran tauhid menjadi kabur. Banyak yang mengira setiap bentuk penghormatan pasti berpahala, padahal sebagian justru menjerumuskan ke jurang syirik.
Pelajaran ini membuka mata: bahwa tabarruk dan tawassul bukan wilayah bebas yang bisa diatur oleh rasa, tetapi ranah tawqifi yang dikawal ketat oleh dalil. Tanpa disiplin ini, penghormatan bisa berubah menjadi penyembahan, dan cinta bisa terpelintir menjadi pelanggaran terbesar terhadap Sang Pencipta.
📚 Faedah Lengkap
1️⃣ Pembukaan & Tujuan Kajian
-
Tema kajian lanjutan dari risalah sebelumnya karya Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz — fokus pada menjaga tauhid dan menghindari syirik melalui pemahaman benar tentang tabarruk (mengambil berkah) dan tawassul (perantara).
2️⃣ Tabarruk yang Disyariatkan
-
Hajar Aswad & Rukun Yamani: Mencium dan menyentuhnya adalah ibadah khusus kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi ﷺ.
-
Tabarruk dengan rambut, keringat, dan air wudhu Nabi ﷺ diperbolehkan di masa hidup beliau karena ada nash shahih yang membolehkannya.
-
Tidak berlaku untuk selain Nabi ﷺ — sahabat tidak bertabarruk pada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, atau selainnya.,
Air Zamzam memiliki keberkahan khusus dari Allah.