📌 فائدة منهجية :
في بيان أصل منهجي ينتج عنه ترقي الفكر والازدياد من الخير وقبل ذلك الازدياد من القرب من الله تعالى
Tentang penjelasan prinsip manhaji, yang dengannya menghasilkan kemajuan pemikiran, peningkatan kebaikan, dan sebelum itu : peningkatan kedekatan dengan Allah Ta'ala
قال الله تعالى : أَوَلَا یَرَوۡنَ أَنَّهُمۡ یُفۡتَنُونَ فِی كُلِّ عَامࣲ مَّرَّةً أَوۡ مَرَّتَیۡنِ ثُمَّ لَا یَتُوبُونَ وَلَا هُمۡ یَذَّكَّرُونَ } [التوبة: ١٢٦]
Allah Ta'ala berfirman: Tidakkah mereka menyadari bahwa mereka diuji setiap tahun sekali atau dua kali, kemudian mereka tidak bertaubat dan tidak mengambil pelajaran? [Surah At-Tawbah: 126]
📍هذه الآية العظيمة من سورة التوبة تعتبر منار سبيل عند أهل الحق والسنة.
فهي بيان كاف شاف فيما يجب عليهم تجاه كل المصائب التي يبتلون فيها في الدين والدنيا.
Ayat yang agung dari Surah At-Tawbah ini , diambil i'tibar darinya petunjuk yang terang bagi Ahlul Haq dan Ahlul Sunnah.
Ayat ini memberikan penjelasan yang memadai tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dalam menghadapi segala musibah yang mereka diuji dengannya, baik dalam perkara agama maupun dunia.
📍إذ أنها فيصل يميزهم عن أحوال المنافقين المغترين بحالهم في تلك المقامات أي مقامات الابتلاء والمصائب والمحن .
وبيان ذلك كالتالي :
Ayat ini adalah kriteria yang membedakan mereka dari kondisi orang-orang munafik yang tertipu dengan keadaan mereka dalam situasi-situasi ujian, musibah, dan cobaan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
📍معاشر المنافقين :
لايرون ولايميزون تلك الفتن المصائب التي يصابون بها بسبب ما هم فيه من الغفلة الشديدة ، بل يرون أنهم في أمان من ذلك بسبب ركونهم إلى أنفسهم فكان ناتج ذلك أمور منها :
Para munafik:
Mereka tidak melihat dan tidak membedakan musibah-musibah yang menimpa mereka karena mereka dalam keadaan yang sangat lalai. Bahkan, mereka berpandangan bahwa mereka aman dari musibah-musibah tersebut karena mereka bersandar pada diri mereka sendiri. Akibatnya, terjadi beberapa hal seperti:
📍أولا : أنهم لا يتوبون إلى الله تعالى منها ولا يرجعون إليه فيها لأنهم لا يرون من أنفسهم أنهم مخطئون أصلا بل العكس من ذلك !
Pertama-tama, mereka tidak bertobat kepada Allah Ta'ala dari musibah-musibah tersebut, dan mereka tidak kembali kepada-Nya dalam menghadapinya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak melihat bahwa mereka sendiri telah melakukan kesalahan, bahkan sebaliknya.
📍ثانيا : أنهم لا يتذكرون ولا يتفكرون في واقع تلك المصائب والابتلاءات و أسباب مجيئها وكيفية النجاة من تكرارها ونحو ذلك لأنهم لا يرونها مصائب وفتن واقعة عليهم أصلا وهذا كذلك بسبب ما هم عليه من الغفلة !
Kedua, mereka tidak mengingat dan tidak merenungkan realitas dari musibah dan ujian tersebut, serta penyebab terjadinya dan bagaimana cara untuk selamat dari pengulangannya, dan sejenisnya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak melihat musibah dan ujian tersebut sebagai sesuatu yang menimpa mereka secara nyata, dan ini juga dikarenakan keadaan lalai yang mereka alami.
📌 معاشر المؤمنين :
على الضد من تلك المخازي تماما …
فهم وإن كانوا يرون أن تلك المصائب والفتن والمحن لا تأتي إلا بأسباب معلومة ومتعددة فهي أسباب لها مسبباتها ولكنهم دائما وأبدا يرون أن من آكد وأوائل تلك المسببات هي بما كسبت أيديهم كما قال تعالى : (وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ).
فينتج لهم عن هذا النظر معنيان فاضلان :
Para mukmin:
Sebaliknya dengan keadaan yang sama sekali berbeda, mereka meskipun menyadari bahwa musibah, ujian, dan cobaan tersebut tidak terjadi tanpa sebab yang jelas dan bermacam-macam, namun mereka selalu dan terus menerus melihat bahwa penyebab utama dan awal dari sebab-sebab tersebut adalah perbuatan yang dilakukan oleh tangan mereka sendiri, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: "Dan apa yang menimpa kalian dari bencana, maka itu adalah disebabkan oleh apa yang telah dihasilkan oleh tangan kalian sendiri. Dan Dia memberi maaf kepada banyak orang." (QS. Ash-Shura: 30).
Dari pandangan ini, terdapat dua makna yang sangat baik bagi mereka:
📍 أولهما تحقيق معنى الندم في توبتهم إلى الله تعالى وهو ما يستجلب صدق تلك التوبة مع الله تعالى لتكون توبة نصوحا فتصير تلك المصائب والفتن سبب في ازدياد الإيمان والصلاح والخير.
Makna pertama adalah mewujudkan arti penyesalan dalam taubat mereka kepada Allah Ta'ala. Ini akan menyebabkan kejujuran dalam taubat mereka kepada Allah Ta'ala sehingga menjadi taubat yang tulus, dan dengan demikian, musibah, ujian, dan cobaan tersebut menjadi penyebab peningkatan iman, kebaikan, dan kebajikan bagi mereka.
📍 ثانيا : ترقيهم في منازل الإصلاح الفكري والمنهجي لأن تذكرهم لتلك الأسباب ومعاملتهم إياها كأخطأ توجب التوبة يحتم عليهم ملافاتها و تجنبها مستقبلا ما يجعلهم في منأى من تكرارها وهذه هي حقيقة الترقي في الفكر والمنهج والازدياد من العلم والخير على الحقيقة.
Makna kedua adalah kemajuan mereka dalam tingkatan perbaikan pemikiran dan metodologi. Dengan mengingat dan memperlakukan sebab-sebab tersebut sebagai kesalahan yang membutuhkan taubat, mereka diwajibkan untuk menjauhinya dan menghindarinya di masa depan. Hal ini membuat mereka terhindar dari pengulangan kesalahan tersebut. Inilah esensi kemajuan dalam pemikiran, metodologi, peningkatan pengetahuan, dan kebaikan yang sejati.
📌 فائدة جوهرية :
وإني لأعجب غاية العجب من قوم دعاة الى الله تعالى يتقفرون العلم ومنهج السلف ولكنهم مخالفون لمنهج السلف إذ أنهم في وضع "الاختلاف الدائم" فيما بينهم "جرحا واستنقاصا وهمزا وهجرا" ومع ذلك لا يرون ما هم فيه من الفرقة والشتات وضعف العلوم والدعوة مع شماتة الأعداء نتائج لا توجب عليهم تصحيح مسار الفكر والرقي بسبيل الدعوة وقبل ذلك التوبة مما هم عليه من الظلم لبعضهم البعض بالباطل!
Faedah Inti :
Saya benar-benar heran dengan keheranan yang sangat, terhadap orang-orang yang mengajak kepada Allah Ta'ala, mereka mengklaim mengikuti ilmu dan metodologi salaf, namun mereka melanggar metodologi salaf itu sendiri. Mereka terus-menerus dalam "perselisihan yang berkesinambungan" di antara mereka, dengan saling mencela, merendahkan, mencaci, dan memboikot satu sama lain. Mereka tidak melihat konsekuensi dari perpecahan, keretakan, kelemahan ilmu, dan dakwah mereka, sementara musuh-musuh mereka bersuka cita. Semua ini seharusnya mendorong mereka untuk memperbaiki arah pemikiran, meningkatkan perjuangan dakwah, dan yang terutama, bertaubat dari ketidakadilan yang mereka lakukan satu sama lain dengan kebatilan!
📍الخاتمة :
يكفي شرفا لهذا المعنى العظيم الآنف الذكر في هذه الآية الكريمة أنه أحد المواضع في سورة التوبة التي سميت باسمه هذه السورة المباركة وما ذلك إلا لأهميته البالغة في نفوس المؤمنين فهل من متعظ !
Kesimpulan:
Maka sudah cukuplah menjadi kehormatan bagi makna yang agung ini, seperti yang disebutkan sebelumnya dalam ayat suci ini, bahwa itu adalah salah satu tempat dalam Surah At-Taubah yang diberi nama surah yang diberkahi ini. Dan tidak ada alasan untuk itu kecuali karena pentingnya yang besar dalam jiwa-jiwa orang-orang yang beriman. Maka apakah ada pelajaran yang bisa diambil?
{ إِنَّ فِی ذَ ٰلِكَ لَذِكۡرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلۡبٌ أَوۡ أَلۡقَى ٱلسَّمۡعَ وَهُوَ شَهِیدࣱ }.
Ini adalah pengajaran bagi orang yang memiliki hati atau mendengarkan dengan penuh perhatian. (QS. Qaf: 37)
_____
📚 Alih bahasa : الهيئة العلمية المختصة للترجمة