} h3.post-title{ text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

Pengaruh Para Pengikut Pada Orang yang Diikuti - 2

فائدة منهجية دعوية في

سطوة الأتباع
PENGARUH PARA PENGIKUT

Terjemah bebas dari:
t.me/collectionofqnawithahmadbanajah/1000

Part 1  |   Part 2

📌من إبرازات "سطوة التابع على المتبوع" في كلام ابن تيمية رحمه قوله  :

Salah satu penekanan tentang "pengaruh pengikut atas yang diikuti" dalam perkataan Ibnu Taimiyah, rahimahullah, adalah ucapan beliau:

📍استغن عمن شئت تكن نظيره وأفضل على من شئت تكن أميره؛ واحتج "من الحاجة" إلى من شئت تكن أسيره. 

Cukupkanlah engkau untuk tidak butuh kepada siapapun yang engkau kehendaki maka engkau akan menjadi seimbang/sama dengan dia, butuhlah engkau kepada siapa yang engkau kehendaki niscaya engkau akan menjadi tawanannya.

📍وكل من علق قلبه بالمخلوقات أن ينصروه أو يرزقوه أو أن يهدوه خضع قلبه لهم؛ وصار فيه من العبودية لهم بقدر ذلك؛ وإن كان في الظاهر أميرا لهم مدبرا لهم متصرفا بهم؛ فالعاقل ينظر إلى الحقائق لا إلى الظواهر.

Setiap orang yang mengikat hatinya pada makhluk ciptaan, baik dengan meminta pertolongan, rezeki, atau penghargaan, maka hatinya tunduk kepada mereka. Dan hatinya menjadi budak bagi mereka sejauh itu. Bahkan jika ia nampak menjadi pemimpin mereka, pengatur atau pelaksana atas mereka, orang yang bijak melihat pada hakikatnya, bukan pada penampilannya.

⭕️ فالرجل إذا تعلق قلبه بامرأة ولو كانت مباحة له يبقى قلبه أسيرا لها تحكم فيه وتتصرف بما تريد؛ وهو في الظاهر سيدها لأنه زوجها. 

Jika seorang pria mengikat hatinya pada seorang wanita, meskipun wanita tersebut halal baginya, hatinya akan tetap menjadi tawanan yang dikuasai dan diatur oleh wanita tersebut sesuai dengan keinginannya. Meskipun secara lahiriah ia menjadi suaminya karena pernikahan.

وفي الحقيقة هو أسيرها ومملوكها لا سيما إذا درت بفقره إليها؛ وعشقه لها؛ وأنه لا يعتاض عنها بغيرها؛ فإنها حينئذ تحكم فيه بحكم السيد القاهر الظالم في عبده المقهور؛ الذي لا يستطيع الخلاص منه بل أعظم فإن أسر القلب أعظم من أسر البدن واستعباد القلب أعظم من استعباد البدن فإن من استعبد بدنه واسترق لا يبالي إذا كان قلبه مستريحا من ذلك مطمئنا بل يمكنه الاحتيال في الخلاص. وأما إذا كان القلب الذي هو الملك رقيقا مستعبدا متيما لغير الله فهذا هو الذل والأسر المحض والعبودية لما استعبد القلب. 

Sebenarnya, ia menjadi tawanan dan budaknya, terutama jika ia membutuhkan wanita tersebut karena kekurangan atau karena cinta padanya, dan ia tidak dapat mengganti kehadirannya dengan yang lain. Pada saat itu, wanita tersebut mengendalikan dia seperti penguasa yang zalim pada budak yang tertindas, yang tidak bisa melepaskan dirinya dan bahkan lebih buruk, karena penawan hati lebih besar daripada penawan fisik dan penundukan hati lebih besar daripada penundukan fisik. Jika seseorang menguasai tubuhnya dan memaksa dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya, ia masih bisa merasa tenang jika hatinya bebas dari hal itu dan merasa aman. Namun, jika hati yang seharusnya menjadi penguasa tertawan dan terobsesi dengan selain Allah, maka itulah kerendahan, perbudakan yang murni, dan penghambaan ketika hati ditawan.

وعبودية القلب وأسره هي التي يترتب عليها الثواب والعقاب؛ فإن المسلم لو أسره كافر؛ أو استرقه فاجر بغير حق لم يضره ذلك إذا كان قائما بما يقدر عليه من الواجبات ومن استعبد بحق إذا أدى حق الله وحق مواليه له أجران ولو أكره على التكلم بالكفر فتكلم به وقلبه مطمئن بالإيمان لم يضره ذلك وأما من استعبد قلبه فصار عبدا لغير الله فهذا يضره ذلك ولو كان في الظاهر ملك الناس.

Penghambaan hati dan penawanannya adalah yang menentukan pahala dan siksa. Seorang muslim tidak akan terganggu oleh penawanannya oleh seorang kafir atau oleh seorang yang fasik tanpa hak jika ia menjalankan kewajiban-kewajiban yang dapat ia laksanakan. Dan orang yang tertawan dengan haknya dan melakukan hak Allah dan hak hamba-hambanya akan mendapatkan dua pahala, bahkan jika ia dipaksa untuk berbicara tentang kekafiran dan hatinya tenang dengan keimanan, itu tidak akan merugikannya. Namun, bagi mereka yang hatinya ditawan oleh selain Allah, itu akan merugikan mereka, meskipun pada saat itu ia menjadi raja manusia.

 📌فالحرية حرية القلب والعبودية عبودية القلب كما أن الغنى غنى النفس قال النبي صلى الله عليه وسلم {ليس الغنى عن كثرة العرض وإنما الغنى غنى النفس}.

Kebebasan adalah kebebasan hati, dan perhambaan adalah perhambaan hati. Seperti halnya kekayaan adalah kekayaan jiwa. Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Kekayaan bukanlah tentang banyaknya harta, tetapi kekayaan sejati adalah kekayaan jiwa'.

ثم قال :

📍وكذلك طالب الرئاسة والعلو في الأرض قلبه رقيق لمن يعينه عليها ولو كان في الظاهر مقدمهم والمطاع فيهم فهو في الحقيقة يرجوهم ويخافهم فيبذل لهم الأموال والولايات ويعفو عنهم ليطيعوه ويعينوه فهو في الظاهر رئيس مطاع وفي الحقيقة عبد مطيع لهم والتحقيق أن كلاهما فيه عبودية للآخر وكلاهما تارك لحقيقة عبادة الله وإذا كان تعاونهما على العلو في الأرض بغير الحق كانا بمنزلة المتعاونين على الفاحشة أو قطع الطريق فكل واحد من الشخصين لهواه الذي استعبده واسترقه يستعبده الآخر.

Selanjutnya ia berkata:

Demikian juga seseorang yang mencari kepemimpinan dan kekuasaan di bumi, hatinya lembut bagi mereka yang membantunya mencapai tujuan tersebut, meskipun pada permukaan dia tampak sebagai pemimpin mereka yang dipatuhi dan dihormati. Namun, pada hakikatnya, dia berharap kepada mereka dan takut kepada mereka, sehingga ia akan memberikan uang dan kekuasaan untuk mereka dan memaafkan mereka agar mereka menurutinya dan membantunya. Pada permukaan, dia terlihat sebagai pemimpin yang dihormati, tetapi pada hakikatnya, dia adalah hamba yang tunduk kepada mereka. Keduanya saling bergantung satu sama lain dan keduanya tidak memperhatikan kebenaran ibadah kepada Allah. Jika kerja sama mereka dalam mencapai kekuasaan dilakukan tanpa kebenaran, maka sama seperti orang yang saling membantu dalam perbuatan keji atau memotong jalan. Masing-masing individu memiliki hawa nafsu yang menguasainya dan yang lain akan menguasainya.

 (مجموع الفتاوى /١٠)


TRENDING