} h3.post-title{ text-align: center; } .post-title {text-align:center;} -->

Al-Wala' Wal Bara' Pada Permasalahan Khilafiyah

AL-WALA' WAL BARA' PADA PERMASALAHAN KHILAFIYAH

📩 Pertanyaan :

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

أحسن الله إليك...

Apakah bisa dibangun wala wal baro' pada perkara yang ulama ada perbedaan pendapat? Misal tentang gambar dengan fotografi, video, muasasah untuk masjid dan madrasah (pada sebagian tempat wajib membuatnya), dll.

جزاك الله خيرا وبارك الله فيك

📝 Jawaban : 

Dijawab oleh:


وعليكم السلام و رحمة الله و بركاته..

Wala' wal bara' tidak boleh diterapkan pada permasalahan-pemasalahan yang terdapat padanya perselisihan antara ulama ahlussunah wal jamaah karena ini bentuk dari ta'ashub. Maka wala' dan bara' diterapkan pada permasalahan yang tidak terjadi padanya khilaf antara ulama ahlussunah wal jamaah.

قال شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله -: “وليس لأحدٍ أن ينصب للأمة شخصًا: يدعو إلى طريقته، ويوالي ويعادي عليها،  غير كلام الله ورسوله، وما اجتمعت عليه الأمة، بل هذا من فِعْل أهل البدع، الذين ينصبون لهم شخصًا، أو كلامًا يُفَرِّقون به بين الأمة، يُوالُون به –على ذلك الكلام، أو تلك النسبة – ويُعادون” انتهى من “مجموع الفتاوى” (20/164)

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله : "Tidak boleh bagi siapa saja untuk mengagungkannya seseorang : menyeru pada ajakannya, menerapkan wala' dan bara' atasnya, selain kepada kalamullah (Al Qur'an) dan perkataan rasul-Nya (hadits), serta apa yang kaum muslimin sepakat tentangnya. Bahkan ini merupakan perbuatan ahlul bid'ah. Mengagungkan seseorang atau suatu pendapat yang memecah belah umat. Mencintai atau membenci (wala' wal bara') berdasarkan pendapat tersebut" selesai penukilan dari beliau dari kitab
 “مجموع الفتاة" (20/164)
 ‏
📍Adapun permasalahan yang terdapat khilaf padanya maka wajib diterapkan tarjih (meneliti mana pendapat yang rojih/benar) berdasarkan dalil. Dan mengarahkan manusia kepada pendapat yang benar, namun tidak sampai pada tahap menerapkan wala' dan bara' padanya sehingga meng hajr, tabdi', tafsiq, ataupun takfir berdasarkan permasalahan tersebut.

❗️KECUALI pada seseorang yang memang sering menyelisihi dzohir dalil-dalil syar'i karena dia memiliki ushul yang fasid (rusak) maka dia di hajr atas ushulnya yang rusak bukan karena permasalahan khilafiyah.
والله الموفق

🖊 Dijawab oleh : Abul Athoo' Ahmad Banajah حفظه الله

https://t.me/ahmadbanajah/2003

Terkait: https://ahmadbanajah.blogspot.com/2021/11/beberapa-poin-penting-yang-perlu.html


TRENDING